PAYAKUMBUH- Silang pendapat tentang boleh tidaknya peringatan maulid Nabi SAW kembali hangat dibicarakan di masyarakat. Sebahagian berpendapat, hal ini adalah bid’ah atau perkara mengada-ada yang tidak pernah dibuat oleh orang-orang terdahulu. Namun sebahagian masyarakat malah menjadikan peringatan Maulid Nabi SAW sebagai agenda tahunan yang ditunggu-tunggu. Biasanya diadakan wirid pengajian untuk mengupas perjalanan hidup Nabi SAW.
Ketua MUI Payakumbuh Selatan, Ustadz H Hannan Putra Lc MA memesankan, jangan sampai perbedaan pendapat tersebut merusak ukhuwah Islamiyah antar umat Islam. “Intinya jangan saling menyalahkan. Mari kita belajar untuk menghormati pendapat orang lain yang berbeda dengan kita. Bagi yang tidak memperingati maulid Nabi, silahkan. Namun jangan pula menyalahkan orang yang memperingatinya. Begitu juga sebaliknya,” papar beliau ketika berdiskusi bersama OPD dan unsur pimpinan di lingkungan Kantor Balai Kota Payakumbuh, Kamis (5/11/2020). Kedatangan beliau dalam rangka mengisi acara Peringatan Maulid Nabi SAW.
Sang Ustadz yang merupakan pimpinan Pesantren ICBS Payakumbuh tersebut juga memesankan, bahwa agenda besar umat Islam saat ini yakni bagaimana merajut persatuan umat. Jangan sampai isu-isu khilafiyah menjadi duri yang melukai satu sama lain sehingga memecah-belah umat Islam.
Beliau mengutip nasehat salah seorang ulama besar bergelar Syaikhul Islam, Ibnu Taimiyah dalam kitabnya Iqtidha Ila Shiratul Mustaqim,
فتعظيم المولد واتخاذه موسما قد يفعله بعض الناس ويكون له فيه أجر عظيم لحسن قصده وتعيظمه لرسول الله صلى الله عليه وآله وسلم
“Adapun mengagungkan maulid dan menjadikannya acara tahunan, hal ini sungguh dilakukan oleh sebagian orang. Mereka pun bisa mendapatkan pahala yang besar karena tujuan baik dan pengagungannya kepada Rasulullah SAW.” (Iqtidho’ Ash Shirothil Mustaqim, 2/123-124).
“Lihat bagaimana indahnya toleransi yang diperlihatkan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Beliau dan murid-muridnya tidak memperingati maulid. Tetapi beliau menghormati orang-orang yang melakukannya. Mental itulah yang kita butuhkan saat ini,” tambah beliau.
Ustadz Hannan juga menekankan, peringatan maulid Nabi SAW yang dilakukan di Indonesia hanyalah berupa tabligh akbar, pengajian, dan ceramah agama. “Tidak ada seremonial apapun, hanya berupa ceramah agama saja. Jadi berbesar hatilah, masa ceramah juga dilarang,” pungkas beliau.