30 C
Padang
Sabtu, Desember 14, 2024
spot_imgspot_img
Beritasumbar.com

Jadikan Payakumbuh Sentra Kakao Sumatra Barat
J

Kategori -
- Advertisement -

Tanaman kakao di Kota Payakumbuh per Desember 2013, baru berjumlah sekitar 1.130 hektar. Walikota Payakumbuh Riza Falepi mengingatkan jajaran Dinas Tanaman Pangan Perkebunan dan Kehutanan, untuk terus mendorong masyarakat menanam kakao. Walikota Riza Falepi punya obsesi, Payakumbuh akan menjadi kota penghasil kakao di Sumatera Barat.

Walikota Riza Falepi yang dihubungi, Kamis (16/1), mengemukakan, dari 1.130 hektar tanaman kakao milik masyarakat di lima kecamatan kota ini, sebanyak 920 hektar di antaranya sudah menghasilkan. Dengan total produksi sekitar 552 ton per tahun.  Luas areal terbesar terdapat di Kecamatan Payakumbuh Selatan, seluas 417 hektar. Sementara, terkecil terdapat di Payakumbuh Utara, 111 hektar.

Kakao Payakumbuh sebut Walikota Riza didampingi Kepala Dinas Tanaman Pangan Perkebunan dan Kehutanan Iqbal Bermawi, cukup baik mutunya. Di kota ini, juga sudah punya pabrik coklat fermentasi berkualitas ekspor. Pabrik coklat mini milik Kelompok Tani Tanjung Subur Kelurahan Kapalo Koto, Kecamatan Payakumbuh Selatan itu, baru berproduksi 12 sampai 16 Kg/hari. Untuk meningkatkan produksi, diperlukan mesin pengolah coklat yang lebih besar. Pemkom melalui SKPD terkait, tengah berupaya mendapatkan bantuan mesin pengolahan coklat yang lebih besar, sebut Iqbal.

Menurut Walikota, masih banyak lahan kosong  yang masih belum dimanfaatkan warga untuk bertanam kakao.  Tidak harus pada sebuah hamparan yang luas, di tanah perkarangan pun, tanaman kakao bisa dikembangkan. Walikota optimis, tanaman kakao dalam jangka panjang,  memberikan tambahan pendapatan buat keluarga, sebutnya.

Data di Dinas Tanaman Pangan Perkebunan dan Kehutanan Payakumbuh,  ungkap Iqbal Bermawi, dari 22 ribu lebih jumlah KK di Payakumbuh, baru sekitar 6.450 KK yang  bertanam kakao. Lahan tersebut, mayoritas pada tanah pekarangan, selain pada hamparan tertentu.

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Tanjung Subur Joni Saputra,  pemilik pabrik mini Chocato (coklat kapalo koto), menjamin harga kakao tak jatuh, di atas harga pasaran.  sepanjang kualitas yang diberikan kepadanya merupakan kakao fermentasi. “ Kita akan ambil kakao masyarakat dengan harga di atas harga pasar, jika benar-benar fermentasi,” katanya beberapa waktu lalu.

- Advertisement -
- Advertisement -

BERITA PILIHAN

- Advertisement -
- Advertisement -

Tulisan Terkait

- Advertisement -spot_img