BeritaSumbar.com,– Lima tahun kurang lebih menetap di Negeri bunga Raksasa Raflesia Arnoldi, lebih tepatnya di Curup Kabupaten Rejang Lebong, memberikan pengalaman yang menarik untuk dikenang. Selama disana banyak hal unik yang dijumpai mulai dari kehidupan masyarakatnya yang tentran sentosa dengan mata pencaharian utama sebagai petani sayuran yang memang disana sebagai sentranya, keindahan alam yang memukau mulai dari Bukit Kaba, air terjun, danau hingga kebun bunga serta kulinernya yang khas yang tentunya tidak akan lengkap jika kita tidak mencicipinya ketika menetap disuatu daerah.
Yahh disini ada sejenis makanan yang awalnya memang sangat asing dan tidak pernah didengar sama sekali. Lema atau Lemeah, begitulah orang disana menyebut jenis makanan yang satu ini. Lemeah sudah menjadi makanan khas dari suku Rejang khususnya dan Bengkulu umumnya yang akan disuguhkan kepada pendatang untuk mencicipinya. Jika dilihat sekilas, lemeah merupakan rebung muda namun uniknya rebung tersebut sudah mengalami proses fermentasi sehingga beraroma agak tidak sedap. Meskipun baunya yang tidak sedap, tapi banyak yang menyukainya makanan ini. Keunikan dari aroma dan cita rasa yang dihasilkan lemeah, menjadikan makanan ini sebagai keharusan untuk dicicipi dan dibawa sebagai oleh-oleh.
Biasanya lemeah akan dimasak dengan ikan nila, mujair atau ikan kecil lainnya. Aromanya yang khas dan citarasa berupa asam dan pedas hangat yang unik dan gurih ketika dimakan. Makanan ini juga akan ditambah nikmat bila ditambahi dengan lalapan khas Bengkulu misalnya jengkol, petai dan kabau. Sulit untuk menjelaskan rasa dari masakan lemeah ini, karna rasa yang sangat unik ini. Ciri khas lemeah semakin disimpan di tempat yang kedap udara maka rasanya semakin nikmat pula aroma yang didapat. Meskipun aroma lemea terasa asing bagi yang baru pertama kali mencium atau pun mencicipi makanan ini dapat membuat ketagihan.
Untuk membuat lemah kita harus mempersiapkan bambu muda atau disebut dengan rebung, yakni bambu yang baru saja muncul dari tanah dan masih menguncup kurang dari semeter. Rebung tersebut dikupas untuk membuang bagian yang keras. Harus hati-hati, karena banyak terdapat miang alias bulu-bulu halus dan gatal di permukaannya. Selanjutnya rebung ini dicuci bersih, lalu dipotong beberapa bagian. Potongan ini diiris tipis-tipis (seperti rolade), kemudian dicincang. Bentuknya nanti menjadi serpihan atau potongan kotak-kotak kecil. Katakanlah mirip daging cincang, namun lebih kasar. Tahap selanjutnya, rebung tadi dimasukkan di dalam baskom dan masukkan air. Terakhir, campurkan rebung cincang ini dengan potongan ikan mentah yang sudah dibersihkan. Biasanya ikan air tawar yang tak asing di sana, misalnya ikan mujair, ikan putih, ikan mas, atau ikan gabus. Tidak perlu banyak, cukup beberapa potong. Sekarang tutuplah baskom dengan rapat. Hasil lemeah dapat kita peroleh setelah menunggu dua sampai tiga hari sampai lemeah berubah bau menjadi asam karena fermentasi. Lemeah pun sudah jadi dan siap diolah sebagai bahan masakan khas masyarakat Rejang.
Lemah ini ternyata menjadi makanan kesukaan orang Jepang lho. bahwa lema justru lebih dikenal dan digemari di Jepang ketimbang di Indonesia. Rasa unik dan sedikit keasaman lema menjadi daya tarik tersendiri bagi para pecinta kuliner di Negeri Sakura, meski banyak dari mereka tidak mengetahui asal-usul hidangan ini. Menariknya, lema diekspor secara modern ke Jepang dalam kemasan mirip kaleng kornet atau sarden. Di balik kesederhanaan kemasannya, lema memiliki komposisi bahan yang kaya gizi. Bahan utama lema adalah rebung, yang mengandung protein tinggi, karbohidrat, asam amino, dan antioksidan fitosterol. Antioksidan ini berfungsi sebagai penangkal radikal bebas yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Selain itu, rebung juga tinggi serat, membantu melancarkan pencernaan, serta dapat mengurangi risiko penyakit kanker. Lebih lanjut, lema rendah lemak dan gula, menjadikannya pilihan sehat. Tidak hanya itu, di Tiongkok, rebung juga diyakini mampu menurunkan kadar kolesterol jahat dalam darah, sementara ikan yang sering dimakan bersama lema memiliki kandungan protein tinggi yang baik untuk otak.
Penulis: Obel SP.MP
Dosen Prodi Agroteknologi Fak Pertanian Unand