Penggunaan terowongan di Gaza dimulai sekitar satu setengah dekade yang lalu di perbatasan dengan Mesir, untuk menyelundupkan senjata ke Gaza dibawah pengamanan perbatasan Pasukan Pertahanan Israel (IDF), kata seorang analis pertahanan Timur Tengah.
Dalam waktu singkat, selain untuk menyelundupkan senjata, operator terowongan mulai mengimpor berbagai barang kebutuhan warga, seperti disampaikan Dr Eado Hecht, seorang analis pertahanan independen dan dosen doktrin militer di Begin-Sadat Center for Strategic Studies di Bar Ilan University.
Menurutnya, setelah Israel menarik diri dari Gaza, jumlah terowongan penyelundup meningkat dari puluhan menjadi ratusan seiring dengan semakin banyaknya warga Gaza yang terlibat dalam bisnis menguntungkan ini.
Mendeteksi terowongan membutuhkan deteksi pintu masuk tunel atau melihat tunel itu sendiri dengan alat akustik, seismik atau radar.
Bahkan setelah sebuah terowongan dideteksi, orang tidak lantas mengetahui rute pasti terowongan itu.
“Untuk menyembunyikan terowongan dari intelijen Israel, pintu masuk biasanya terletak di lantai dasar rumah, masjid, sekolah atau bangunan publik lainnya,” kata Eado.
Menggali terowongan adalah proses yang lama dan berat, biasanya memakan waktu beberapa bulan karena dilakukan dengan tangan.
Pasalnya menggunakan alat penggali bertenaga motor akan membuat suara berisik yang bisa didengar oleh Israel.
Terowongan yang digali Hamas biasanya sedalam 20m jadi sangat sulit terdeteksi.
Untuk menemukan terowongan, Israel harus memiliki informasi intelijen dari Gaza atau mereka harus masuk dan mencari sendiri dari rumah ke rumah.
Menghancurkan sebuah terowongan adalah operasi yang panjang dan kompleks dan hanya bisa dilakukan dengan tepat dengan data pasti dan mendetil mengenai rute serta kedalamannya. (bbc)