Sijunjung-Da Gus Lur merupakan pemuda biasa yang dijuluki pemimpi yang mewujudkan mimpi dalam punakawan, ia kali ini dikisahkan sebagai pengasuh sekaligus penasihat para kesatria dalam pementasan kisah-kisah Mahabharata dan Ramayana. Karena merupakan tokoh asli ciptaan dua pujangga yakni Ibu dan Bapaknya , maka tentu saja kita tidak akan menemukan nama Da Gus Lur dalam naskah asli SKCK ataupun Akta Kelahiran yang berbahasa Indonesia. Dalam hal itu sebenarnya ia bernamakan Fadhlur Rahman Ahsas yang merupakan asli berdarahkan Minangkabau keturunan Raja Iskandar Zulkarnaini dari Macedonia
Menurut salah satu literatur disebutkan bahwa sesungguhnya Da Gus Lur bukanlah anak kandung Semar dalam hikayah dunia perwayangan. Namun demikian Da Gus Lur selalu hadir di setiap peran dengan lawakannya. Baik itu dalam pewayangan, ataupun penerawangan.
Dimata sahabat sahabatnya Da Gus Lur dianggap sebagai figur sentral dalam setiap pementasan karena merupakan sang penyampai pesan. Tentu saja gaya penyampaian pesan ala Da Gus Lur tidaklah seserius karena pada dasarnya ia seringkali berbicara sambil bercanda dengan istilah aneh dan jenaka. Nah, disinilah letak menariknya Da Gus Lur bagi sahabatnya. Serius, tapi juga santai. Dengan cara “sersan” inilah mungkin diharapkan pesan moral lewat zaman milenial, lebih mudah diterima dan dicerna oleh setiap penikmat bak pertunjukan wayang kulit ataupun ketoprak.
Dalam kisah nyata kehidupannya, Da Gus Lur yang ditampilkan sebagai abdi atau pengasuh untuk anak anaknya. Sementara dalam kisah dunia maya. Da Gus Lur juga ditampilkan sebagai abdi dalam semua rekayasa. Sehingga boleh dikata Da Gus Lur akan selalu muncul dalam setiap pementasan, tidak peduli apapun judul yang sedang dikisahkan.
Dalam hal ini Da Gus Lur tidak hanya berperan sebagai muktabik, abdi atau pengikut saja, melainkan juga sebagai pelontar heroik gerakan dan humor untuk mencairkan suasana yang tegang. Namun semua pada dasarnya menyebut bahwa ia merupakan penjelmaan dari atuknya berwatak seperti tokoh perwayangan yakni Semar. Maksudnya mengemban sifat membangun dan melaksanakan perintah Allah demi kesejahteraan manusia. Secara Palangkiologi, Da Gus Lur dan Semar memiliki kesamaan bentuk menjadi penuntun makna kehidupan.
Memang Da Gus Lur Secara fisik selalu memakai kain sarung dan kopiah alah karung, yang sangat unik lainnya adalah bentuk tubuhnya yang mungil Ini merupakan simbol penuh kekurangan. Terilhat buncit walaupun sedikit hingga pusat kelihatan seperti perut Semar yang melambangkan kewibawahan tokoh sentral dalam ilmu per-perutan. Da Gus Lur juga tampak selalu tersenyum, tapi matanya sembab kayak selalu baru bangun tidur. Ini menggambarkan simbol suka dan duka karena pemalas alias pengangguran. Wajahnya tampak elegan, berkumis dan berjenggot, tapi rambutnya panjang bernatakkan. Ini merupakan simbol tua dan muda atau teratur dan tidak teratur.
Da Gus Lur hidup sebagai rakyat jelata. Meskipun statusnya hanya sebagai abdi atau pengasuh anak anaknya, namun keluhurannya disejajarkan dengan penghulu penghulu yang dinantikan para pasangan muda yang mau menikah Menurut versi aslinya, ia penasehat yang selalu dinasehati pastinya acap kali dikhianati.
Da Gus Lur sering dikisahkan bahwa tidak pernah menjalankan tugasnya sesuai ketentuan yang berlaku. Dengan kata lain ada saja yang melakukan tindakan yang melawan harus, yang terpenting tidak merugikan masyarakat biar dirinya sendiri. Sososk jenaka ini dikenal juga sangat arif dan bijaksana. Bisa bergaul dengan siapa saja, baik dengan kalangan atas maupun kalangan bawah. Selain itu juga tanggap terhadap perubahan jaman.
Akan tetapi jika menemukan ketidakadilan dan tindakan sewenang-wenang, maka Da Gus Lur akan dengan tegas melakukan tindakan preventif, persuasif dan represif. Bisa dikatakan kalau Semar ini rela mempertaruhkan segalanya demi amanat yang diterimanya dari Sang Maha Guru dan Maha Kuasa.
Bila kita cermati ucapan Da Gus Lur setiap kali mengawali dialog : “Paling Terpenting Dalam Hidup Adalah Ngopi”. Benar-benar sebuah pesan moral yang sangat dalam agar kita selalu bekerja keras untuk mencari nafkah, walaupun hasilnya hanya cukup untuk makan, namun kepuasan yang didapat karena berusaha untuk bersama dan mendapatkan hasil walau bercampur manis dan pahit dan hasil diselasaikan secara bersama
Da Gus Lur seolah-olah tidak pernah mengenal kata sedih apalagi putus asa. Bila berbicaranya selalu mengandung kebenaran ketidak pastian alias harapan. Setiap bertutur selalu menghibur sehingga orang yang sedih menjadi perkara. Orang yang sedang susah bisa tertawa. Itulah sosok Da Gus Lur yang selalu tumakninah, mengawal kebenaran dan hati nurani bak hikayah para Pandawa.
Sungguh dia merupakan gambaran perpaduan rakyat kecil sekaligus jelata. Jadi, apabila ada yang menafsirkan bahwa mendengarkan suara rakyat kecil beda tipis bagaikan suara Tuhan. Maka bisa dipastikan suatu daerah yang dipimpinnya akan menjadi nagara yang unggul dan sentosa. Sekarang coba kita perhatikan para pejabat di sekeliling kita. Apakah mereka sudah benar-benar mengemban amanah? Apakah mereka berani mempertaruhkan segalanya demi kemaslahatan orang banyak? Ah, sepertinya masih jauh api dari tungku. Mungkin para pejabat atau pemangku kebijakan perlu belajar dari sosok Da Gus Lur. Karena dengan memahami falsafah Ansorisme dan perilakunya yang jenaka. Mungkin akan diperoleh banyak manfaat bagi kehidupan di dunia yang gemah ripah loh jinawi. Semoga kita berkaca dengan pribadi yang jenaka dan penuh kisah derita serta banyak tanda tanya. Pesan Da Gus Lur “Sebelum Bully Orang Lain, Mari Belajar Mem-Bully Diri Sendiri”
Sijunjung, 20/06/20
Beritasumbar.com
Biografi Da Gus Lur Bak Pelakon Wayang SemarB
Kategori -
Nasional
- Advertisement -
- Advertisement -