Terkait Pemberitaan koran Padang Ekspres edisi Selasa 17 Desember 2013 terhadap Yusril Ihza Mahendra yg menuding jika seandainya Yusril menang, MK harus bisa men¬jelaskan kepada publik bahwa keputusan itu di¬ambil karena ketua MK berteman baik dengan Yusril dan merupakan mantan kader PBB.
Menyikapi hal tersebut Yusril memaparkan apa yg sebenarnya terjadi dalam akun twitternya @Yusrilihza_Mhd, berikut tulisan yng ditumpahkan Yusril dalam Akun Twitternya:
1. Propaganda untuk menghajar saya dalam menguji UU Pilpres ke MK ini sungguh luar biasa. Kompas bikin tajuk rencana. Padang ekspres juga
2. Membaca TR Padang Ekspres saya tersentak
3. Dikatakannya, kl saya menang uji UU Pilpres ini, maka MK harus jelaskan bahwa saya bersahabat dg Hamdan Zoelva dan dia mantan aktivis PBB
4. TR itu jg wanti2 agar jangan sekali2 saya atau orang PBB bertemu Hamdan selama uji UU Pilpres ini, palagi diam2, kecuali di ruang siding
5. Saya terima wanti2 utk tidak bertemu Hamdan kecuali di luar sidang dan silahkan diawasi. Saya silahkan alat komunikasi disadap saja
6. Saya juga berhak agar kalau permohonan saya ditolak agar MK jelaskan bhw disitu ada hakim MK Haryono dan Patrialis
7. Harjono eks fraksi PDIP di MPR dan Patrialis dks PAN yg partai mereka anti amandemen UU Pilpres. Saya minta kedua hakim MK ini jg diawasi
8. Jangan ada Megawati atau orang PDIP lainnya kontak Harjono, apalagi diam2 dlm menangani uji UU Pilpres ini
9. Jangan ada Hatta Radjasa atau orang PAN yg lain coba2 kontak Patrialis selama uji UU Pilpres ini
10. Saya juga minta kalau permohonan saya ditolak, spt diminta Padang Ekspres, MK menjelaskan bhw Harjono adalah sahabat Megawati
11. Dan juga jelaskan bahwa Patrialis adalah sahabat Hatta Radjasa dan Patrialis adalah mantan aktivis PAN
12. Kkt banyak pihak mulai tdk fair, termsk TR Kompas dan Padang Ekspres, saya berhak menuntut agar semua fihak bersikap fair dlm uji UU ini
Yusril juga berharap kedepannya semua pihak dapat berlaku adi dalam menyikapi uji UU tersebut. Dan kepada pihak media terutama Kompas dan Padang Ekspres Yusril mengigatkan untuk mengkaji dan menyikapi secara sungguh-sungguh sebelum diterbitkan menjadi sebuah pemberitaan. (**)
