Tim Penilai Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup RI, diam-diam turun ke Payakumbuh, selama dua hari, Sabtu dan Minggu (23-24/11). Tanpa didampingi pejabat terkait, tim penilai langsung memonitor sejumlah titik pantau yang menjadi penilaian. Di antaranya, kawasan pasar tradisional, terminal, objek wisata, lingkungan pemukiman dan tempat pemprosesan sampah (TPA) di Kelurahan Kapalo Koto, Kecamatan Payakumbuh Selatan.
Kepala Kantor Lingkungan Hidup Payakumbuh, Prima Yanuarita, SH, M.Si, di Balaikota Payakumbuh, menginfomasikan, Senin (25/11), penilaian tahap pertama (P-1) itu, sangat penting bagi Payakumbuh, untuk maju ke penilaian Adipura tahap kedua (P-2). Karena penilaian Adipura sangat ketat, sesuai dengan realita yang ada di lapangan, makanya tim turun tanpa harus didampingi pejabat terkait Pemko.
“Kita senang dengan cara kerja tim penilai. Karena, tim akan dapat melihat langsung kondisi di lapangan, tanpa rekayasa,” sebut Prima. Menurutnya, karena pemeliharaan lingkungan hidup, kebersihan dan pengelolaan pertamanan di lakukan terpadu di Payakumbuh, pihak Pemko tak pernah gamang, kapan tim akan melakukan ke Payakumbuh.
“Kantor Lingkungan Hidup bersama Dinas Tata Ruang dan Kebersihan (DTRK) dan SKPD terkait lainnya, selalu terpadu dalam menjalankan program kebersihan dan lingkungan hidup di Payakumbuh,” katanya.
Di tempat terpisah, Kepala DTRK Payakumbuh Ir. Zulinda Kamal, mengatakan, pemeliharaan kebersihan dan penataan taman di Payakumbuh, sudah melibatkan masyarakat banyak. Peran serta masyarakat, dengan memfungsikan LPM, sangat membantu Pemko dalam memelihara kota dari ancaman sampah. Malahan, pada sejumlah kelurahan dan sekolah telah memiliki bank sampah dan melakukan sistem pemilahan.
Kelurahan-kelurahan, katanya, telah dibantu dengan becak motor, dan TPSS (tempat pembuangan sampah sementara) yang lebih represetatif. Sampah yang dibawa ke TPA, sudah terbilah-bilah, antara sampah kering dan sampah basah. Sampah basah, di antaranya, sudah diolah menjadi pupuk kompos, katanya.