Nyeri merupakan masalah utama pada pasien setelah menjalani pembedahan. Nyeri muncul karena adanya diskontinuitas jaringan atau luka operasi akibat insisi pembedahan, sehingga sel saraf kulit rusak. Nyeri merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan, baik secara fisik maupun emosional yang timbul akibat dari kerusakan pada jaringan yang aktual dan potensial.
Nyeri yang timbul pasca operasi laparatomi menjadi salah satu alasan untuk pasien enggan melakukan mobilisasi dini. Studi terdahulu mengemukakan imobilisasi yang berlangsung lama akan menyebabkan dampak negatif terhadap sistem tubuh sehingga hal ini akan memperlambat proses penyembuhan luka dan pemulihan kondisi pasien akan berlangsung lama. Oleh karena itu, nyeri pasca operasi penting untuk segera diatasi.
Salah satu tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri yang dialami oleh pasien adalah manajemen nyeri yang menggunakan terapi farmakologi yang berkolaborasi dengan tim medis ataupun intervensi mandiri dengan menggunakan terapi non farmakologi. Nyeri pasca operasi tidak dapat hanya dikontrol dengan baik hanya melalui terapi farmakologi karena banyak penelitian menyatakan bahwa pasien masih melaporkan nyeri ringan hingga sedang meskipun terapi farmakologi telah diberikan.
Yadav (2022) mengemukakan bahwa terapi farmakologi lebih efektif jika dikombinasikan dengan teknik non farmakologi. Pemanfaatan terapi non farmakologi seperti massage, terapi kompres dingin, dan terapi musik dapat membantu mengatasi nyeri pasca operasi.
Massage atau terapi pijat merupakan cara sederhana untuk mengatasi nyeri pasca operasi serta membantu relaksasi. Massage juga dianggap meningkatkan ambang nyeri melalui pelepasan endorfin. Massage diakui sebagai intervensi perawatan yang aman tanpa risiko atau efek samping.
Massage adalah salah satu manajemen nyeri dengan tindakan manipulasi otot/ jaringan tubuh untuk mempengaruhi sistem saraf dan otot, sistem pernafasan, sistem pembuluh darah dan limfe dengan tujuan menormalisasi peran dan fungsi seluruh sistem tubuh secara fisiologis.
Banyak jenis tindakan massage untuk manajemen nyeri antara lain hand massage, effleurage deep back massage, foot massage, dan lain sebagainya. Foot massage menjadi salah satu pilihan terapi non farmakologi untuk manajemen nyeri pasca operasi abdomen, karena di daerah kaki banyak terdapat saraf-saraf yang terhubung ke organ dalam, tindakan ini dilakukan dengan pasien posisi terlentang dan minimal terjadinya pergerakan abdomen untuk mengurangi rasa nyeri saat pemberian terapi.
Berbagai studi menjelaskan bahwa foot massage dapat memberikan efek untuk mengatasi rasa nyeri karena pijatan yang diberikan dapat menghasilkan stimulus yang lebih cepat sampai ke otak dibandingkan dengan rasa sakit yang dirasakan sehingga menghasilkan serotonin dan dopamin.
Foot massage sangat dianjurkan sebagai salah satu intervensi keperawatan yang dapat meningkatkan peran perawat dalam manajemen nyeri, karena sebagai metode mengatasi nyeri yang aman, tidak membutuhkan peralatan yang spesial, tidak menimbulkan komplikasi, mudah dilakukan dan mempunyai efektivitas yang tinggi.
Penelitian lain \ oleh Youniss et al., (2021) juga menemukan bahwa foot massage terbukti efektif dalam mengurangi nyeri pasien pasca operasi abdomen. Foot massage diberikan pada pasien pasca operasi laparatomi 5 sebanyak 1 kali selama 5 hari.Â
Pemberian foot massage dapat dilakukan pada 24-48 jam pasca operasi, dimana pada saat itu pasien kemungkinan mengalami nyeri pasca operasi. Foot massage dilakukan selama 30 menit, dengan masing-masing kaki adalah 15 menit. Foot massage diberikan dengan penerapan tekan terfokus ke titik reflex yang terletak di kaki. Untuk mengevaluasi intensitas nyeri digunakan instrumen visual pain rating scale yang terdiri dari skala 0 -10. Skala 0 berarti tidak nyeri dan skala 10 yang berarti nyeri berat.
Studi kasus yang dilakukan pada pasien tumor intra abdomen pasca operasi lapatomi, diberikan terapi foot massage diberikan selama 5 hari, mulai diberikan setelah 26 jam post operasi kemudian setelah 5 jam pemberian analgetik. Hasil didapatkan adanya penurunan skala nyeri yaitu dari nyeri sedang ke nyeri ringan yang diukur menggunakan digunakan instrumen visual pain rating scale.
Dengan demikian disarankan kepada perawat dapat menerapkan terapi foot massage sebagai terapi non farmakologi sebagai upaya mengurangi nyeri yang dirasakan oleh pasien post laparatomi
Oleh: Ns.Mulyanti Roberto Muliantino, M.Kep
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas