Akibat angin kencang, minggu (28/12), sebanyak 10 ton ikan danau maninjau mati mendadak. Ikan yang mati adalah ikan jenis nila dan ikan mas milik Petani Keramba Jaring Apung di Kecamatan Tanjung Raya.
Ikan yang mati tersebar di dua Nagari, yaitu Nagari Bayua dan Nagari Maninjau. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Agam mencatat ada 15 petak keramba yang terkena peristiwa ini.
Akibat ikan danau maninjau mati, petani keramba jaring apung menderita kerugian sekitar Rp 290 juta. Dan angka ini diperkirakan masih akan terus bertambah.
Untuk mengantisipasi kerugian yang lebih besar, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Agam telah menghimbau kepada petani untuk melakukan panen lebih awal dan menunda penebaran benih.
Penyebab ikan danau maninjau mati menurut Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Agam adalah karena angin kencang yang melanda daerah tersebut semenjak hari sabtu (27/12).
Akibat angin kencang tersebut terjadi pembalikan air ke permukaan, sehingga ikan menjadi kekurangan oksigen dan mengalami kematian.
Kejadian Ikan danau maninjau mati bukanlah pertama kali. Kejadian ini akan terus berulang jika cuaca di danau maninjau dilanda cuaca buruk atau badai.
Pada bulan maret lalu, total kematian ikan di Danau Maninjau mencapai 175 ton lebih dengan total kerugian lebih dari Rp 3,5 miliar.
Kejadian serupa juga terjadi pada bulan Agustus lalu, dimana sebanyak 200 ton ikan danau maninjau mati mendadak setelah daerah tersebut dilanda badai. Kerugian pun mencapai Rp 4 miliar.
Saat ini masalah ikan danau maninjau mati mendadak masih menjadi permasalahan utama di daerah tersebut. Limbah pakan ikan yang mengendap di dasar danau dicurigai sebagai penyebabnya. (infoSumbar)