29 C
Padang
Rabu, Desember 6, 2023
spot_imgspot_img
Beritasumbar.com

Pentingnya Mengeleminasi Stigma Negatif dan Diskriminasi Pada Penderita HIV AIDS
P

Kategori -
- Advertisement -

Penulis: Fitri Mailani

Seperti sudah menjadi pemahaman umum di tengah masyarakat bahwa HIV/AIDS merupakan “hukuman” dari Tuhan atas prilaku penderitanya. HIV/AIDS diasosiasikan sebagai akibat perilaku menyimpang dari penderitanya. Pendapat ini tidak sepenuhnya salah, karena menurut data Kemenkes hingga Juni 2022, kelompok heteroseksual (gonta-ganti pasangan) mendominasi penyebaran HIV/AIDS dengan 28,1%. Dilanjutkan dengan kelompok homoseksual sebesar 18,7%, penggunaan NAPZA suntik sebesar 3,7%, tidak diketahui 33,4% dan lain-lain 16%. Berdasarkan faktor resikonya, penyebaran HIV/AIDS dapat terjadi karena seringnya seseorang berganti pasangan seksual tanpa menggunakan pengaman, penggunaan jarum suntik bergantian, kehamilan/persalinan/menyusui, penyuka sesama jenis.

Berdasarkan data diatas, dapat disimpulkan kelompok yang paling beresiko tertular virus HIV/AIDS adalah pengguna NAPZA dengan jarum suntik, pekerja seks komersial (PSK), orang dengan kelainan orientasi seksual (homoseksual dan/atau biseksual), termasuk juga didalamnya ibu rumah tangga dan bayinya serta petugas medis. Oleh karena itu pantas saja masyarakat umum menilai negatif kepada orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Penilainya ini menghasilkan stigma dan diskriminasi dari masyarakat kepada ODHA. Ditambah lagi dengan minimnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit ini. Perlu diketahui bahwa, penularan HIV tidak melalui salaman, sentuhan, atau minum ditempat yang sama dengan ODHA, tapi melalui cairan tubuh penderita ketubuh orang lain seperti cairan sperma atau vagina dan penggunaan jarum suntik yang bergantian.

Bentuk diskriminasi masyarakat pada ODHA bisa bermacam-macam. Mereka biasanya dikucilkan dari komunitas, kesulitan mendapatkan pekerjaan, kesulitan mendapatkan pelayanan umum seperti sekolah dan rumah sakit. Perundungan baik secara lisan maupun tindakan dan lain-lain. Stigma dan diskriminasi bisa bertambah buruk dikelompok masyarakat tertentu, seperti kelompok masyarakat dengan pola fikir yang masih homogen dan tertutup atau kelompok masyarakat yang masih menjunjung tinggi norma dan adat istiadat.

Namun, stigma negatif dan diskriminasi masyarakat kepada ODHA justru menghambat upaya pengobatan penyintas HIV/AIDS dan usaha pemerintah serta kelompok-kelompok relawan HIV/AIDS dalam mengendalikan penyebaran dan mencegah bertambahnya penderita HIV/AIDS. Diskriminasi yang diterima oleh ODHA membuat mereka memilih untuk menyembunyikan penyakitnya karena mereka takut akan diperlakukan diskriminatif oleh sekelilingnya. Mereka takut melakukan tes dan berobat ke rumah sakit ketika mereka sakit. Hal itu membuat petugas kesulitan memetakan penyebaran virus HIV sehingga mereka tidak bisa membuat strategi yang tepat untuk pencegahan kedepannya. Sikap defensif dari ODHA juga membuat petugas kesehatan tidak bisa memberikan pengobatan yang optimal kepada mereka sehingga mereka tidak mendapatkan kualitas hidup yang seharusnya.

Kampanye Pemerintah dan kelompok relawan HIV/AIDS untuk menghilangkan stigma negatif dan diskriminasi kepada ODHA harus kita dukung sepenuhnya. ODHA tidak seharusnya mendapatkan perlakuan diskriminatif dari masyarakat, justru mereka membutuhkan dukungan medis, moral dan spiritual dari keluarga, kerabat dan sahabatnya untuk menghadapi masa-masa sulit dari musibah yang dideritanya. ODHA membutuhkan kepedulian dan empati dari masyarakat terhadap penyakitnya. Hilanya stigma negatif dan diskriminasi dari masyarakat dapat membuat ODHA menjadi lebih berani membicarakan status kesehatannya. Hal ini memungkinkan pemerintah untuk membuat strategi pencegahan dan pengendalian jumlah penderita untuk tahun-tahun kedepan. Hilangnya stigma megatif dan diskriminasi terhadap ODHA juga dapat membuat pembicaraan tentang penyakit HIV/AIDS dimasyarakat menjadi tidak tabu lagi sehingga proses edukasi melalui seminar dan media masa menjadi lebih efektif lagi. Dengan demikian, semakin banyak golongan masyarakat yang teredukasi dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang penyakit ini dan cara pencegahannya. Dapat disimpulkan bahwa, semakin berkurangnya stigma negatif dan diskriminasi terhadap ODHA dan penyakitnya, semakin dapat dikendalikan penyebaran virus HIV nya dan pada akhirnya semakin sedikit jumlah penderita HIV/AIDS ditahun-tahun kedepannya.

- Advertisement -
- Advertisement -

BERITA PILIHAN

- Advertisement -
- Advertisement -

Tulisan Terkait

- Advertisement -spot_img