Limapuluh Kota.Beritasumbar.com-Salah satu jargon kampanye pasangan Ideal(Irfendi Arbi-Ferizal Ridwan) adalah menjadikan Limapuluh Kota salah satu target tujuan wisata dunia. Dengan mengusung program Harau to the world.Dengan nama Harau yang sudah tidak asing bagi para pelancong lokal maupun internasional.
Saat ini,setelah di lantik menjadi Bupati dan Wakil Bupati Limapuluh Kota,tuntutan untuk pembenahan kepariwisataan semakin meningkat. Harau yang menjadi ikon wisata daerah ini butuh pembenahan di segala sisi. Tidak hanya sarana wisata saja. Tapi juga pelayanan bagi para wisatawan.
Pelayanan bagi wisatawan masih terasa amburadul.hal ini di rasakan lansung oleh salah seorang pelaku bisnis pariwisata Nasional yang juga pengurus DPP ASITA,Febby Dt Banso Nan Putiah saat membawa keluarga ke lembah Harau.
Di gerbang utama tempat penjualan karcis masuk Febby Dt Banso Nan Putiah berhenti untuk membeli karcis tanda masuk. Saat membayar,Febby meminta karcis bukti pembayaran,tapi pemuda yang ada di pos masuk tidak mau memberi dengan alasan jam sore jatah pemuda.Petugas sudah pulang. Pemuda yang mengaku bernama Bobi dengan santai menjawab saat Febby Dt Banso minta bukti pembayaran itu.
Belum lagi di area parkir,petugas parkir juga tidak mau memberikan bukti pembayaran dengan alasan kawasan pribadi. Hal ini menunjukan lemahnya jangkauan dinas terkait dalam pengelolaan pariwisata di Limapuluh Kota. Karcis atau bukti pembayaran adalah syarat administrasi keuangan,hal kecil saja tidak di benahi apalagi yang besar Ujar Dt Febby kepada www.Beritasumbar.com via telepon.
Jika Limapuluh Kota ingin membuktikan misi yang di usung Bupati dan wakil Bupati terpilih,meningkatkan kunjungan wisatawan di daerah ini maka harus ada peningkatan sumber daya manusia pengelola wisatanya. Tidak cukup dengan action di medsos dan urut punggung dalam tegur sapa saja,ujar ketua Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa Sumbar ini.
Pemkab harus membenahi dengan meningkatkan dan memberikan pelatihan masyarakat sadar wisata. Di setiap lokasi yang di jadikan objek wisata pemkab bersama instansi terkait harus memberikan pelatihan pelayanan publik bagi masyarakat sekitar. Kalau ini tidak di lakukan sudah dipastikan kekecewaan pengunjung yang akan di dapat. Dan target kunjungan wisata hanya wacana di atas kertas saja.