Mewujudkan mimpi produksi 15 sampai 20 ton per hektar, bukanlah mustahil. Walikota Riza Falepi dan Dandim 0306/50 Kota, Letkol Inf. Trisno Widodo, mencanangkan target tersebut di depan ratusan prajurit TNI, anggota kelompok tani serta jajaran Dinas Tanaman Pangan Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut), pengurus JKMP4 (Jaringan Komunitas Masyarakat Pertanian, Perikanan dan Peternakan) dan komunitas lainnya. Keduanya meminta, target jagung tersebut harus mampu dikejar, untuk memelihara ketahanan pangan nasional.
Penegasan tersebut disampaikan Walikota Riza Falepi bersama Dandim Trisno Widodo, saat melakukan penanaman jagung di hamparan percontohan milik Kodim 0306/50 Kota, di Kelurahan Ompang Tanah Sirah, Kecamatan Payakumbuh Utara, Senin (9/2). Penanaman perdana jagung jenis P32 atau bibit lokal itu dilakukan Walikota Riza Falepi bersama Dandim Trisno Widodo.
Kapolresta Payakumbuh AKBP Yuliani, SH bersama Wakil Ketua Pengadilan Negeri Eko Agus Siswanto, SH, Kajari Payakumbuh diwakili Mursal, SH, Dan Denzipur 2, Mayor CZI Alfi M, Dan Yonif 131/BS diwakili Kapten Inf. Rudi, serta Ketua Persit KCK Ny. Trisno Widodo, juga ikut menanam benih. “Saat panen, tiga bulan mendatang, Jangan lupa mengundang kami pak Dandim,” ucap ibuk kapolresta. “Sudah pasti, kita makan rebus jagung bersama,” sambut Trisno, letnan kolonel yang akrab dengan rakyat ini.
Bersamaan dengan penanaman demplot jagung itu, Walikota Riza Falepi juga melantik pengurus JKMP4 Payakumbuh yang dipimpin duet ketua Yudi Thamrin bersama sekretarisnya Bujang Niar. Kehadiran JKMP4 di tingkat kota, akan dilanjutkan pada setiap kecamatan di Payakumbuh. “Kami siap bersinergi dengan anggota TNI dan jajaran pertanian serta kelompok tani, untuk meningkatkan produksi pertanian, peternakan dan perikanan di kota ini,” sebut Yudi didampingi Humas JKMP4 Bayu R Vesky.
Sumatera Barat butuh jagung 350 ton lebih per hari, guna memenuhi pakan ayam lebih kurang 7,2 juta ekor ayam petelur. Dari data tersebut, 75% di antaranya, usaha peternakan itu berada di Payakumbuh dan Limapuluh Kota. Sementara, produksi jagung di Payakumbuh sendiri baru mampu sekitar 1.500 ton dengan total tanam lahan seluas lebih kurang 300 hektar. Tahun 2015 ini, sebut walikota, pemko melalui Distanbunhut di bawah pimpinan Iqbal Bermawi, M.Si, mentargetkan tanam seluas 475 hektar dengan produksi 1.966 ton.
Namun demikian, walikota mengintervensi Distanbunhut untuk menggenjot produksi itu. “Jika mengacu dengan target minimal 10 ton rata-rata per hektar, dengan luas tanam 475 hektar, maka produksi jagung kota ini tahun 2015, akan berjumlah 4.750 ton. Walikota Riza menegaskan, Distanbunhut bersama jajarannya harus mampu mengejar target realistis dimaksud. “Apalagi dalam mengejar peningkatan produksi ini, pemko sudah dibantu anggota TNI dan JKMP4. Lakukan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi yang lebih baik di lapangan,” katanya.
Dandim 0306/50 Kota Trisno Wido, mengatakan, untuk mengejar swasembada pangan ini, pihaknya siap diganggu pemko dan masyarakat petani. “Kapan dan dimana saja, kami prajurit TNI siap membantu masyarakat petani dalam memacu produksi beras, jagung dan kedele. Malahan, kami siap masuk sawah, masuk kolam ikan dan masuk kandang ternak, guna meningkatkan produksi untuk ketahanan pangan,” tegasnya.
Menurut Trisno Widodo, tugas tambahan yang diembang prajurit TNI, bukan mengambil pekerjaan pemko atau Distanbunhut. Melainkan, membantu pemko dan masyarakat petani, agar mampu mengaplikasikan swasembada pangan, meliputi padi, jagung, kedele, gula dan daging sapi, seperti diamanahkan Presiden RI Joko Widodo, simpulnya.
Sebelum bertanam, prajurit tersebut bersama Kasdim Mayor Inf. M. Kasni dibekali dengan pelatihan teknis, sehingga begitu tampil di lapangan seluruh prajurit tidak gagap. Selain memakai bibit jagung berkualitas, demplot itu juga memakai kohe (kotoran hewan) sebagai pupuk organik.
Humas Kota Payakumbuh / red*