Diperkirakan, sekitar 15 ribu muslim menunaikan shalat Idul Fitri 1435 Hijiriyah di kawasan Tugu Adipura, pertigaan Jalan Sukarno-Hatta, Jalan Sudirman dan Jalan A. Yani Payakumbuh, bersama Walikota Riza Falepi, Wawako H. Suwandel Muchtar, Ketua DPRD H. Wilman Singkuan, serta pimpinan SKPD dan pengurus ormas, Senin (28/7).
Pengurus Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Payakumbuh, cukup kewalahan mengatur saf shalat ‘Id, karena jumlah pengunjung yang cukup padat. Petinggi kota ini, bersama Khatib ‘Id Muhammad Sholeh, harus rela berada di saf keempat, karena jemaah lelaki yang telat datang, mengembangkan sajadah di depan barisan kepala daerah dan Muspida. “Tak apa-apa, kita harus ikhlas menerima kenyataan ini, karena keterbatasan tempat shalat ‘Id,” ucap Walikota.
Saat shalat akan dimulai, mimbar imam akhirnya diangkat ke barisan terdepan. Imam shalat ‘Id dipercayakan kepada Kepala kantor Kementerian Agama Payakumbuh, H. Salman S. Memed. Hanya saja, keterbatasan sound system, membuat suara imam kurang terdengar ke barisan jemaah kaum ibu di bagian belakang. Jemaah berharap, PHBI menyediakan alat pengeras suara yang lebih baik, buat penyelenggaraan shalat ‘Id berikutnya.
Khatib ‘Id, Muhammad Sholeh, mengajak umat Islam Payakumbuh, untuk memaknai Ramadhan dan Idul Fitri dengan peningkatan keimanan dan ketaqwaan. Menurutnya, berbagai persoalan bangsa yang terus membelit negeri ini, jika seluruh pimpinan, elit politik benar-benar menjadi sosok teladan di tengah masyarakat.
Ramadhan telah melatih umat Islam yang beriman, menjadi insan yang disipilin. Tepat waktu menjalankan imsak dan tepat waktu berbuka puasa serta tepat waktu melaksanakan shalat fardu serta sunat tarweh. Disiplin yang terlatih ini, akan berdampak luar biasa bagi kehidupan umat, jika semua anak negeri ini, tetap mengaplikasikan disiplin dalam menjalani ibadahnya, pasca Ramadhan.
Ramadhan selama sebulan penuh diikuti Idul Fitri sebagai hari kemenangan, pada akhirnya mengandung ajaran moral berupa pengendalian diri dan pengekangan hawa nafsu, untuk dapat dilaksanakan tidak hanya saat Ramadhan tapi sepanjang hidup di luar Ramadhan
Di bagian lain, Muhammad Sholeh, mengajak umat untuk melakukan pesan sosial sebagai makna Ramadhan dan Idul Fitri. Menurutnya, Islam mengajarkan umatnya untuk berlomba-lomba membantu warga sekitar yang masih hidup serba kekurangan dan selalu melakukan perbuatan baik serta mulia bagi sesamanya. Untuk itu, menunaikan kewajiban membayar zakat fitrah dan harta (mal), berinfak, dan bersedekah, bagian dari pesan sosial yang harus ditingkatkan.
Muhammad Sholeh juga mengajak, agar umat Islam di Payakumbuh, berlomba mengeluarkan rezekinya untuk disumbangkan ke saudara kita sesama muslim di Gaza Palestina. “Saudara-saudara kita di Gaza butuh bantuan kita, dalam melawan bangsa Yahudi Israel, dalam menegakkan Islam dan tanah air mereka,” sebutnya.
Sebelumnya, Walikota Payakumbuh Riza Falepi, dalam sambutannya, juga mengajak warga kota dan muslimin kota ini, untuk mengeluarkan sebagian harta dan rezekinya, untuk disumbangkan buat Pelestina. Menurutnya, membantu muslim Palestina, bagian dari jihad. Diingatkan Khatib, pengertian jihad secara utuh dan komprehensif, tidak sepotong-sepotong diartikan hanya sekadar siap mati demi Allah SWT.
Jihad yang harus dijalankan umat Islam tersebut adalah fisabilillah, yaitu jihad pada jalan Allah, termasuk pula berjihad jiwa, raga, dan harta benda untuk kemajuan agama Islam atau untuk mempertahankan kebenaran serta usaha dengan segala daya upaya untuk mencapai kebaikan bagi diri sendiri dan sesamanya.
“Islam tidak hanya mengajarkan berjihad dengan semata maju berperang melawan musuh Islam, tapi juga dapat berjihad untuk mengorbankan harta dan benda bagi kemajuan Islam dan membantu sesama, serta dapat berjihad untuk menegakkan kehidupan sosial kemasyarakatan yang lebih baik,” ujar Walikota Riza dan Muhammad Sholeh.
