Yogyakarta – Membangkitkan semangat milenial terus berinovasi merupakan sebuah tantangan rumit, mengingat milenial memiliki caranya sendiri dalam melakukan terobosan terkini. Sociopreneur Camp (SPC) 2019, mengajak 176 penerima manfaat Beastudi Etos keluar dari zona nyamannya demi menciptakan ide-ide brilian untuk berkontribusi membangun Indonesia.
Andreas Sanjaya, CEO iGrow, menyampaikan pengalamannya selama berkutat mengembangkan iGrow. iGrow adalah sebuah platform yang bisa menghubungkan para petani, pemilik lahan, dan orang-orang yang ingin berinvestasi di bisnis pertanian. Ia ingiin para penerima manfaat juga bisa menjadi penggerak perubahan dan mengajak milenial lainnya untuk tumbuh dan berkembang.
“Paling penting adalah kita tidak surut pada kesulitan. Banyak start up yang harus gulung tikar karena inovasinya belum mampu menggerakan minat masyarakat. Karena itu pantang menyerah adalah kunci utama menciptakan bisnis kreatif tetap maju,” kata Jay, panggilan akrabnya, di Auditorium MM UGM.
Sebelum menggelontorkan ide, menurut Jay, ada baiknya milenial memulai dengan memetakan kebutuhan sesuai pasar yang akan dituju. Hal tersebut dilakukan guna meminimalisasi kesalahan terkecil dalam berbisnis, sekaligus untuk memastikan jenis pemberdayaan yang akan diterapkan di masyarakat agar kebermanfaatan terus terjadi.
“”Kontribusi yang paling nyata dan dibutuhkan oleh masyarakat adalah tentang apa yang ingin kita selesaikan. Kompetensi terbaik adalah apa yang kita sudah miliki dan pahami tentang apa yang masyarakat butuhkan,” jelas Jay. “Berani bermimpilah karena semua dimulai dari mimpi. Jangan takut untuk ambil risiko dan terus mencoba karena kita tidak pernah tahu di mana keberhasilan kita bermuara,” tandasnya. (AR).