Payakumbuh – Kelompok Tani (Keltan) Ateh Pandan Kelurahan Sicincin Hilir, Kecamatan Payakumbuh Timur, fokus membudidayakan tanaman cabe Kopay. Keltan dengan dukungan 80 anggota ini, punya hamparan percontohan cabe Kopay seluas 0,5 hektar. Panen perdana cabe yang panjangnya mencapai 40 Cm ini, dilakukan anggota keltan, di areal kebun milik keltan di Sicincin Hilir, Rabu (10/9).
Panen perdana cabe Kopay percontohan (filday) ini, disaksikan Kepala Dinas Tanaman Pangan Perkebunan Kehutanan (Dipertabunhut) Kota Payakumbuh Drs.Iqbal Bermawi.M.Si, Pengamat Hama Dinas Pertanian Sumatera Barat, Akmal Juli, Koordinator BPP Kecamatan, Kabid Tanaman Pangan Holtikultura Ir. Wal Asri, Kabid Penyuluh Drs. Afrimars. MM, serta puluhan PPL dan pejabat di jajaran Dipertabunhut Payakumbuh lainnya.
Usai panen, seluruh anggota keltan mengikuti diskusi tentang pengelolaan tanaman cabe Kopay. Secara teknis, Pengamat Hama Dinas Pertanian Sumatera Barat, Akmal Juli dan PPL Senior Ir.Yoseprizal, membeberkan semua ilmu yang dimilikinya, untuk peningkatan produksi cabe Kopay ke depan. Para petani, dipimpin Ketua keltan Ateh Pandan Zetrizal, tampak serius mengikuti diskusi. Semua anggota keltan punya keinginan tinggi untuk menjadi penghasil cabe Kopay terbesar di kota ini, ucap Zetrizal.
Hasil panen perdana itu, dilaporkan Ketua Keltan Zetrizal, baru berjumlah 33 Kg. Zetrizal optimistis, jika cuaca tetap baik, panen cabe Kopay hingga 3 bulan ke depan akan mencapai sekitar 9 sampai 10,5 ton. Dengan hasil tersebut, sudah cukup memberikan keuntungan lumayan menggairahkan kepada petani, katanya.
Kepala Dipertabunhut Payakumbuh Drs. Iqbal Bermawi, dalam kesempatan itu menekankan, percontohan tanaman cabe kopai dimaksudkan untuk membumikan faritas cabe unggul asal Payakumbuh disamping penerapan tekhnologi pendukung keberhasilan cabe ini.
Filday cabe Kopay di Sicincin Hilir itu, wujud penerapan tekhnologi cabe yang difasilitasi Dipertabunhut dengan PPL, Mei lalu, kini sudah membuahkan hasil yang membanggakan. “Kita senang, saat diskusi banyak pertanyaan yang diajukan anggota kelompok tani kepada pengelola tentang bagai mana penerapan tekhnolgi tapat guna terhadap faritas cabe Kopay tersebut.
Mulai dari pengolahan lahan, penanaman, pemakaian pupuk, pemeliharaan serta masalah hama yang mengganggu tanaman cabe menjadi pembicaraan hangat usai perdana cabe kopai tersebut. (rfk/humas payakumbuh)