Padang – Kapal riset dengan merek dinding R/V Falkor milik lembaga swadaya masyarakat (LSM) Schmidt Ocean Institute (SOI) yang berbasis di Amerika Serikat direncanakan akan bersandar di Pelabuhan Teluk Bayur Padang, Sumatera Barat (Sumbar) pada 23 Juni 2015.
“Ini merupakan bagian dari ekpedisi Mentawai Gap Tsunami Earthquake Risk Assessment (MEGA-TERA) bertujuan meneliti risiko tsunami akibat gempa bumi,” kata Manager Komunikasi SOI Carlie Wiener saat dikonfirmasi di Padang, Jumat.
Ia mengatakan ekspedisi ini dipimpin oleh ilmuwan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Earth Observatory of Singapore (EOS) di Nanyang Technological University (NTU), dan Frances Institut de Physique du Globe de Paris (IPGP).
Proyek penelitian yang dilakukan beberapa minggu untuk memetakan dasar laut dimana lempeng tektonik yang berbahaya akan bertemu, kata dia.
Ia menjelaskan proyek MEGA-TERA yang berteknologi tinggi ini akan menargetkan zona tumbukan (subduction zone) di wilayah Sumatra-Andaman, yang sejajar dengan sisi barat Sumatra dan Pulau Mentawai.
“Penelitian ini bertujuan untuk membantu mengurangi potensi bencana dengan memungkinkan prediksi yang lebih baik dan penilaian risiko,” lanjut dia.
Sementara, Duta Besar Amerika Serikat, Robert Blake melalui siaran pers yang diterima menyampaikan pihaknya bangga memiliki kemitraan yang mendalam dan berskala luas dengan Indonesia.
Ia mengatakan Presiden Obama telah menekankan pentingnya kedua negara bekerja sama untuk mendorong kemajuan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan melihat banyak peluang, baik antarpemerintah maupun antarindividu.
“Salah satu prioritas kami adalah mendukung kegiatan Presiden Jokowi yang berhubungan dengan kemaritiman, kami senang LSM Amerika, Schmidt Ocean Institute, telah memberikan jalur kreatif untuk memfasilitasi kerja sama penelitian antara ilmuwan Indonesia dan internasional tentang permasalahan penting yang berhubungan dengan bumi dan kelautan,” kata dia.
Direktur Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Dr Haryadi Permana mengatakan dengan pengetahuan yang lebih baik mengenai sifat-sifat tektonik, pihaknya dapat mempersiapkan diri lebih baik untuk mengurangi risiko gempa bumi besar.
“Kami tidak ingin bencana yang sangat dahsyat seperti di Aceh terjadi lagi di Padang atau di kota-kota lain yang berisiko tinggi, kata dia.
Semua informasi dan data yang diperoleh dari ekspedisi ini, termasuk peta dasar laut beresolusi tinggi, akan dibagikan secara publik dengan ilmuwan lain dan organisasi penelitian , lanjut dia.
(Antara/Oleh Ikhwan Wahyudi)