Merebut gelar Kota Adipura, Adiwiyata dan Kalpataru, bukan semata tanggung jawab Kantor Lingkungan Hidup Kota Payakumbuh. Seluruh elemen masyarakat di kota ini harus bersinergi, merebut gelar bergengsi itu. Karena itu, seluruh komponen harus memahami bagaimana cara memelihara dan mengelola lingkungan hidup yang baik, serta selalu berusaha menjaga dan mempertahankan eksistensi dan fungsi alam ini.
Penegasan tersebut disampaikan Walikota Payakumbuh diwakili Staf Ahli Walikota Hendri Refdinal, SE, M.Si, dalamn acara pembukaan acara Sosialisasi Pengelolaan Lingkungan Hidup yang diselenggarakan Kantor Lingkungan Hidup Payakumbuh, di sebuah hotel melati di Balaipanjang, Payakumbuh Selatan, selama tiga hari, 2-4 Desember 2013.
Sosialisasi Lingkungan Hidup itu, diikuti berbagai elemen masyarakat, mulai dari SKPD, pelaku usaha, guru dan pelajar, LSM, LPM, TP-PKK serta sejumlah tokoh masyarakat, total 175 peserta. Selama sosialisasi, dijelaskan Perda Payakumbuh dan Perda Sumatera Barat, terutama menyangkut dengan lingkungan hidup. Nara sumbernya berasal dari Bapedalda Sumbar, DTRK dan Kantor LH Payakumbuh.
Menurut walikota, alam jika tak dipelihara dengan baik, dapat mendatangkan bencana bagi manusia. Sebaliknya, jika dijaga dan dipelihara, akan mendatangkan multi keuntungan bagi manusia. Gelar Adipura yang diperoleh sebuah kota, cerminan komitmen pemko atau pemkab dalam memelihara kota ini dari program kebersihan dan lingkungan sehat. Begitu juga Piala Adiwiyata, dampak dari keseriusan guru dan pelajar, serta komite sekolah, dalam menciptakan sekolah berwawasan lingkungan.
Walikota berharap, seluruh elemen masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Seluruh komponen dalam nafas kehidupannya, sama-sama menciptakan lingkungan tempat tinggal, tempat kerja, tempat belajar serta tempat berusaha, bersih dan sehat, katany.
Keterangan Kepala Kantor Lingkungan Hidup, Prima Yanuarita, SH, M.Si, pengelolaan lingkungan hidup itu penting diketahui seluruh warga kota. Terhadap hal-hal yang paling menjijikan sekalipun, seperti tinja manusia dan kotoran hewan lainnya, dapat dikelola menjadi hal-hal yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Begitu juga terhadap sampah dan benda bekas lainnya, tidak ada yang tak bisa diberdayakan. Jika dikelola dengan baik, seluruh kotoran, sampah dan benda-benda bekas, akan menjadi keuntungan bagi manusia, jika dikelola dengan baik. Karena itu, di setiap kelurahan dirangsang mampu membentuk bank sampah, membuat sampah organik, serta mengelola sampah agar menjadi keuntungan ganda bagi warga setempat, kata Prima.