Proyek pemasangan pipa-pipa air baru di sepanjang jalan raya Aie Tabik menimbulkan keresahan di tengah masyarakat kenagarian Sungai Kamuyang, Andaleh, Mungo dan Aie Tabik.
Nagari-nagari agraris yang bergantung pada ketersedian air (salah satunya dari mata air Batang Tabik) tersebut merasa terancam setelah diketahui bahwa pipa-pipa besar itu akan mengambil (lagi) air dari sumber yang sama di Kanagarian Sungai Kamuyang.
Otomatis jumlah pasokan air untuk kurang lebih 1700 Ha persawahan dan perikanan, yang mengandalkan air dari Batang Tabik akan semakin berkurang, jika PDAM masih menambah lagi pipa saluran ke kota.
“Mata air Batang Tabik sudah dari dahulu menyediakan air untuk ratusan hektar sawah di ilia (hilir). Walau mata air itu milik anak nagari Sungai Kamuyang, tapi yang penting bagaimana menjaga hubungan baik antar Nagari yang terpelihara selama ini. Kita tidak ingin tatanan ini rusak. Jika pemerintah berkeras menambah debit air untuk kota, bisa terjadi ketegangan. Kita kan tidak serakah juga, air untuk kota kan sudah diambil sejak70-an”, terang salah seorang Niniak Mamak yang tak mau namanya disebut.
Sebelumnya, Senin (8/10), ratusan masyarakat Kanagarian Andaleh melakukan unjuk rasa menanggapi rencana penambahan debit air oleh PDAM Payakumbuh, di Kantor Walinagari Andaleh. Mereka meminta pemerintahan Sungai Kamuyang menghormati perjanjian antar tiga nagari (Sungai Kamuyang, Andaleh dan Mungo) menyangkut sumber air yang pernah ditandatangi pada 2004.
“Ketiga Nagari tetangga (Andaleh, Mungo, dan Aie Tabik) sudah mengajukan keberatan, resmi, maupun tidak, pada KAN Sungai Kamuyang.” Jelas A Dt. Bagindo Said, Pimpinan KAN Sungai Kamuyang, di sela Sosialisasi Penambahan Debit Air Untuk PDAM Payakumbuh. “Secara finansial kita jelas diuntungkan, tapi ini bukan soal untung-rugi, ini soal raso pariso” tambahnya.
Sosialisasi, yang terkesan sangat terlambat dan lebih nampak sebagai dengar pendapat tersebut, di Balai Adat Sungai Kamuyang di Jorong 12 Kampuang pada Senin (25/10) dihadiri berbagai unsur masyarakat dalam Nagari Sungai Kamuyang, Perwakilan Kabupaten 50 Kota, Pemko Payakumbuh, PDAM Payakumbuh, Pemerintahan Nagari Sungai Kamuyang, Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Sumatera Barat, dan Balai Sungai Wilayah V Sumatera Tengah.
Wali Nagari Sungai Kamuyang, Irmaizar, membuka acara sosialisasi itu dengan menjelaskan kronologi pemasangan pipa-pipa besar tersebut. Dia menegaskan bahwa pemerintahan Nagari Sungai Kamuyang belum memberi izin pada PDAM untuk penambahan jumlah debit. Dia juga menambahkan bisa atau tidaknya penambahan debit air keputusannya ada di tangan masyarakat.
Dalam acara itu, tim riset PSAD Sumbar menyampaikan hasil kajian mereka. Secara singkat bisa dikatakan bahwa mereka memberi dukungan untuk proyek tersebut, mengenai berkurangnya debit air untuk persawahan di sekitar sumber air, sebagai solusi mereka menyarankan agar masyarakat tani mengubah pola tanam.
Hasil kajian, yang seakan mendukung proyek tersebut, mendapat tentangan keras dari KAN Sungai Kamuyang, Pemuda Sungai Kamuyang, Niniak Mamak, dan masyarakat yang menyatakan dengan jelas penolakan terhadap rencana penambahan debit air oleh PDAM Payakumbuh.