Payakumbuh, BeritaSumbar.com – Kehadiran Pasar ekonomi kreatif (ekraf) di Kota Payakumbuh selain dapat menjadi ajang promosi wisata juga dapat menjadi ajang promosi untuk makanan tradisional dan budaya di daerah setempat.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Payakumbuh Desmon Korina saat mengunjungi langsung pasar ekraf yang digelar di Agam Jua Art and Culture Cafe kawasan Batang Agam, Sabtu (5/12).
“Meski dikemas sedemikian rupa dengan kekinian, kegiatan ekraf tidak meninggalkan budaya. Terbukti dengan dilibatkan bundo kanduang yang memakai pakaian adat dan menghadirkan makanan-makanan tradisional khas daerah masing-masing yang dapat dinikmati pengunjung,” kata dia.
Ia mengharapkan ke depannya makanan tradisional kembali memiliki nilai jual yang tentunya disajikan dengan kemasan yang menarik dan menjangkau pasar yang lebih besar.
“Tadi saya menikmati beberapa makanan tradisional yang disajikan dan semua rasanya enak. Saya harap nantinya makanan tradisional dapat dikemas sedemikian rupa dan dapat menjangkau pasar yang lebih besar,” ujarnya.
Pada Sabtu (5/12) terdapat dua kelompok seni tradisional dari Kabupaten Limapuluh Kota, yakni Ijuak Sapilin dan Minang Vagansa.
Sebelumnya Ketua Pelaksana pasar Ekraf dari Masyarakat Peduli Seni dan Budaya (MPSB) Kota Payakumbuh mengatakan terdapat 10 pelaku kuliner tradisional minang dari 10 nagari di Payakumbuh yang diikutsertakan dalam pasar Ekraf ini.
“Seluruh makanan dari 10 usaha kuliner ini disediakan gratis dari Jumat hingga Minggu. Semua makanan itu dibiayai oleh anggaran pelaksanaan. Mudah-mudahan ini berdampak positif kepada pelaku kuliner tradisional ini,” ujarnya didampingi Ketua MPSB Payakumbuh Afrizal.
Ia mengatakan pelaksanaan kegiatan Pasar Ekraf merupakan tantangan di tengah pandemi COVID-19 bagaimnaa mengondisikan penonton yang hadir, mengkonsep acara, hingga bagaimana promosi wisata dan budaya dapat terlaksana dengan baik.
“Alhamdulillah kami MPSB Kota Payakumbuh berhasil mengajukan proposal yang dapat memenuhi permintaan Pemprov Sumbar. Kami konsep acara tersebut sedemikian rupa dengan menghadirkan pelaku seni Gamaik se-Sumatera Barat, pelaku seni tradisi se-Luak Limopuluah dan pelaku kuliner tradisional minang dari 10 nagari di Payakumbuh,” ujarnya.
Ia mengatakan acara ini dikonsep agar mematuhi protokol kesehatan pencegahan COVID-19, konsep pasar ekonomi kreatif ini adalah bagaimana mempromosikan kuliner tradisi dan kesenian tradisi Minangkabau yang ada di tengah pandemi COVID-19.
“Tetap bisa menampilkan hiburan masyarakat seperti seni gamaik yang penampilannya langsung didatangkan perwakilan kelompok seni se-Sumatera Barat. Ada lagi pertunjukan saluang, randai, dan tari-tarian minang ditambah dengan disediakan booth makanan tradisional terdiri dari 10 kenagarian di Kota Payakumbuh. Seluruh kuliner yang disediakan gratis bagi pengunjung,” katanya.