Joni Saputra, 45 th, Ketua Kelompok Tani Tanjung Subur Kelurahan Kapalo Koto, di Nagari Aur Kuning, Kecamatan Payakumbuh Selatan, diberi reward oleh Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengolah coklat di Kota Paris, Perancis. Menyusul, ditetapkannya Keltan Tanjung Subur sebagai juara pertama Lomba Tanaman Pengolahan Perkebunan Tingkat Sumatera Barat, 2013.
Sebelum terbang ke negara pusat model dunia ini, Joni Saputra pamitan dengan Walikota Payakumbuh Riza Falepi, di Balaikota di Bukik Sibaluik Payakumbuh, Jum’at (25/10). Di Balaikota, Joni Saputra didampingi Kadis Pertanian Drs. Iqbal Bermawi dan Kabid Perkebunan dan Kehutanan Ir. Hendri Efizal dan Asisten I Yoherman serta Camat Payakumbuh Selatan Dra. Elfriza Zaharman. Di Kota Paris, Joni Saputra akan ikut berpartisipasi dalam kegiatan Pameran 19th Salon du Chocolat Chocolate Show 2013, dari tanggal 28 Oktober sampai 5 November 2013.
Walikota Riza Falepi, berpesan, kesempatan belajar ke Prancis itu, benar-benar dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu produksi coklat yang dikelola Keltan Tanjung Subur ke depan. “Kalau perlu, di tahun-tahun mendatang, Chocato (Coklat Kapalo Koto) Payakumbuh ini, bisa di ekspor ke Perancis,” ucap Walikota memotivasi Joni.
Dikatakan, sebuah pekerjaan yang ditekuni secara fokus, hasilnya akan lebih maksimal dalam rangka peningkatan kesejahteraan petani. Keltan Tanjung Subur sebagai penggerak pembudidayaan tanaman kakao di kota ini, diminta Walikota, untuk terus melakukan inovasi-inovasi dalam meningkatkan mutu produksi. “Kita berharap, kalau orang menyebut kakao, orang akan mengenal nama Tanjung Subur dan Payakumbuh serta Sumatera Barat. Sehingga daerah ini makin dikenal di Tanah Air dan dunia,” sebut Riza.
Pabrik coklat mini Keltan Tanjung Subur, berasal dari bantuan Kementerian Pertanian pada 2011, dan sudah beroperasi, meski dalam kapasitas produksi terbatas, belasan kilogram per hari. Chocato serbuk dan siap saji dalam bentuk kemasan permen ini sudah dinikmati Menteri Pertanian Suswono dan Gubernur Irwan Prayitno saat peresmian pabrik coklat ini, Mei 2013.
Di Nagari Aur Kuning, sekarang ini tercatat 80 hektar tananam kakao, dan diseluruh Kecamatan Payakumbuh Selatan, mencapai lebih kurang 150 hektar. Kakao permentasi milik petani itu, ditampung semuanya oleh pabrik mini coklat Tanjung Subur. “Kami hanya menerima kakao permentasi. Yang tidak permentasi tidak kita terima,” tegas Joni.
Menurut Joni Saputra, permintaan terhadap coklat murni produksi Tanjung Subur, sangat tinggi, mencapai ratusan kilogram per hari. Tapi, Tanjung Subur baru mampu memproduksi belasan kilogram setiap hari. Dilema itu belum terjawab hingga kini, karena keterbatasan produksi mesin pengolahan coklat yang ada. Mudah-mudahan, dengan gelar juara dan sekembali dari Prancis, pemerintah pusat akan memberikan bantuan mesin pengolahan coklat yang mampu berproduksi lebih besar, sebut Joni.