Agam – Dispertahornak Kabupaten Agam, Sumatera Barat, terus berupaya mengembangkan pertanian ramah lingkungan dengan menerapkan pertanian organik.
“Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang menghindari penggunaan pupuk buatan, pestisida dan hasil rekayasa genetik, menekan pencemaran udara, tanah, dan air,” kata Kepala Dispertahornak Agam, Ir.Afdal pada wartawan.
Di sisi lain, pertanian organik meningkatkan kesehatan dan produktivitas di antara flora, fauna dan manusia, dimana pengelolaan pertanian yang berwawasan lingkungan dilakukan melalui pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal, lestari dan menguntungkan, sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk kepentingan generasi sekarang dan generasi mendatang.
“Saat ini untuk alokasi pupuk organik bersubsidi untuk Kabupaten Agam ada sebanyak 1.785,94 ton,” imbuhnya
Sedangkan untuk 16 kecamatan pupuk organik terbagi untuk tanaman pangan sebanyak 1.335.00 ton, holtikultura sebanyak 126.00 ton, perkebunan sebanyak 199.00 ton, peternakan sebanyak 32.27 ton dan perikanan budidaya sebanyak 93.67 ton.
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi antara lain, masa konversi lahan, tempat penyimpanan produk organik, bibit, pupuk serta pengolahan hasilnya harus memenuhi persyaratan tertentu sebagai produk pertanian organik.
Komoditas pertanian organik yang akan dikembangkan dan memiliki potensi pasar yang baik, yaitu, hortikultura sayuran (brokoli, kubis merah, petsai, caisin, cho putih, kubis tunas, bayam daun, labu siyam, dan lainya
Diharapkan dengan adanya pemilihan komoditas dan areal usaha yang cocok merupakan kunci dalam pelaksanaan pembangunan pertanian berkelanjutan, komoditas harus yang menguntungkan secara ekonomis, masyarakat sudah terbiasa membudidayakannya. (red/so)
