Jakarta – Kekerasan yang terjadi pada anak dinilai tidak hanya semata diorientasikan pada penegakan hukum. Kapolri Jenderal Badrodin Haiti meminta orang tua melakukan pencegahan untuk mencegah terjadinya kekerasan pada anak.
“Kita tahu sebagian besar, lebih dari 80 persen kekerasan dilakukan orang terdekat dengan anak bisa lingkungan keluarga, sekolah, dan sebagainya. Karena itu yang harus kita lakukan menumbuhkan kesadaran dan kepedulian terhadap orang yang bertanggung jawab pada anak khususnya orang tua,” ujar Badrodin di Rumah Dinas Kapolri, Jalan Pattimura, Jakarta Selatan, Selasa (13/10/2015) malam.
Badrodin meminta orangtua mengawasi anak mereka dengan baik. Orangtua harus memperhatikan lingkungan sehari-hari sang anak. Orangtua, kata Badrodin, harus menjadi orang yang paling memahami faktor ini.
Masyarakat juga harus peduli terhadap anak-anak yang ada di lingkungan terdekat mereka. Badrodin mencontohkan kasus bocah malang Angeline yang dihabisi ibu tiri dan pembantunya.
“Gurunya tahu Angeline kok kelihatan nggak mandi, kumel, bau, ada apa harusnya kalau dilakukan (dilaporkan) lebih awal hal hal yang buruk tidak akan terjadi,” ujar Badrodin.
Pengawasan orangtua merupakan hal yang paling penting. Sebab, kepolisian tidak bisa masuk ke lingkungan terkecil seperti keluarga.
“Di tingkat domestik, yakni keluarga polisi tida bsa mengawasi, yang paling utama keluarga,” tambah dia.
Pihak kepolisian sendiri kata dia terus meningkatkan pengawasan terkait kekerasan dalam rumah tangga maupun kekerasan pada anak. Tahun lalu 7000 Polwan direkrut untuk di tempatkan di beberapa Polsek yang tersebar di kota-kota besar di seluruh Indonesia.
Masing-masing Polsek di tempatkan dua Polwan. Mereka bertugas untuk meningkatkan perlindungan terhadap anak.
“Mereka kita seleksi, karena kita tidak mau bukannya menyelesaikan masalah malah menambah masalah,” beber Badrodin.
Kendati upaya pencegahan oleh Polri terus dilakukan, Badrodin menegaskan peran orangtua sangat penting untuk mencegah suatu tindak kekerasan pada anak.