Oleh:Dr. Silvia Permata Sari, SP., MP.
Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Andalas
Secara konvensional, budidaya perikanan umumnya dilakukan di kolam, sawah, bak,tangki, atau akuarium. Prospek budi daya perikanan di perkotaan sesuai konsep ketahanan pangan di masyarakat masih perlu dikembangkan, salah satunya dengan sistem akuaponik.
Akuaponik adalah sistem produksi pangan revolusioner dengan membudidayakan ikan dan tanaman secara terpadu. Akuaponik merupakan “perkawinan” antara akuakultur atau budi daya perikanan dengan pertanian sistem hidroponik yang menggunakan prinsip bertanam tanpa tanah.
Hasil sayuran dari sistem akuaponik terbukti lebih bersih, bebas, pestisida, dan prosesnya tanpa menggunakan pupuk kimia. Pasalnya, nutrisi tanaman diperoleh dari kotoran ikan yang diubah oleh mikroba Nitrosomonas yang mengurai Amonia menjadi nitrit, kemudian Nitrobacter melanjutkan tugas dengan mengubah nitrit menjadi nitrit yang menjadi nutrisi untuk tanaman. Sementara itu, iikan dalam budidaya akuaponik juga menghasilkan pertambahan bobot hingga tiga kali lipat berat dibandingkan dengan budidaya ikan konvensional.
Praktek budidaya teknologi akuaponik
a. Penyiapan Instalasi Akuaponik
Instalasi dibuat dengan menggunakan bahan pipa PVC/paralon yang diberi lubang tanam untuk menempatkan potpot kecil (netpot) berisi bibit tanaman pipa PVC yang telah diberi lubang kemudian disambungkan dengan sebuah pompa untuk mengalirkan nutrisi dari air kolam ikan. Air yang mengandung nutrisi berasal dari limbah kotoran ikan. Pemberian nutrisi dilakukan dalam durasi waktu tertentu mengikuti sistem hidroponik NFT (Nutrient Film Techmique) dan Substrat/Media ditempatkan di dalam polybag, bambu panjang berlubang, pot plastic, pot tanah dan wadah lain sesuai dengan ketersediaan dan nilai ekonomi dari wadah media.
b. Pembuatan Kolam Ikan
Kolam ikan dibuat dengan ukuran 2 m x 3 x 1 m sebanyak 3 unit. Dinding kolam berasal dari batako dan semen yang dihubungkan dengan kolam pembuangan kotoran ikan sebagai sumber nutrisi bagi sayuran hidroponik. Kolam ikan dilengkapi dengan pengatur oksigen untuk ikan dan pompa untuk mengalirkan nutrisi pada instalasi Akuaponik.
c. Pembibitan dan Penebaran Ikan dalam Kolam
Proses pembibitan dilakukan dengan cara menyemaikan benih tanaman pada rockwool dipotong dadu 2cm x 2cm kemudian disiram air sampai lembab. Rockwoo; diletakkan pada nampan dan digunakan untuk menanam benih sayuran. Benih yang telah berkecambah disiram dengan larutan nutrisi dengan konsentrasi 300-5 ppm (konsentrasi disesuaikan dengan kebutuhan setiap jenis sayuran). Setelah muncul 3-4 helai daun bibit dapat dipindah tanam pada netpot. Benih ikan lele 1500 ekor per kolam. Selain itu jumlah populasi ikan dan umur ikan harus disesuaikan dengan jenis sayuran yang akan ditanam.
d. Pemindahan Bibit dan Penanaman
Proses perawatan meliputi penyulaman, pengendalian hama dan penyakit tanaman, pemberian pakan ikan secara rutin, penggantian air kolam, serta pengecekan kondisi air kolam dengan pH meter dan TDS meter.