Padang Pariaman (12/12/2021). Sebanyak 65 orang peserta Madrasah Kader Nahdatul Ulama (MKNU) PW NU Sumatera Barat menyatakan siap mensyiarkan gagasan Islam Nusantara yang telah diputuskan dalam Muktamar NU ke 33 di Jombang tahun 2015 silam. Begitu ungkap Wakil Ketua PWNU Sumatera Barat Rahmat Tuanku Sulaiman, Minggu (12/12/2021) dini hari, disaat menutup kegiatan MKNU yang telah diadakan sejak 10 – 12/12/2021 kemarin.
Kegiatan ini sempat dibuka langsung oleh Ketua PW NU Sumatera Barat Prof. Ganefri, Ph.D dengan harapan MKNU dapat menjadi pintu untuk membuka pemahaman masyarakat Sumatera Barat kembali terhadap harakah NU di Sumatera Barat yang sebenarnya sudah lama sejak lama bahkan jauh sebelum Indonesia lahir di Nusantara.
Menurut para pemateri gagasan Islam Nusantara sejatinya tidak bertentangan dengan konsep adat budaya di Minangkabau yang berfalsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Justru dengan itulah Islam dapat diterima dan berkembang dengan cepat bahkan nyaris tampa berdarah dan teriakan takbir yang membana sehingga tidak mengecilkan kehadiran Allah dibumi Minangkabau.
Islam masuk cukup elegan dengan asimilasi milasi dan akulturasi yang apik sehingga antara adat dan agama akhirnya dapat bersatu padu dalam semangat sumpah sati Marapalam sampai kemudian juga turut mengusir kaum penjajah yang dikenal dengan gerakan Paderi. Hal tersebut membuktikan Islam Nusantara berhasil menjadi entitas budaya dan menjadikan Islam yang berwajah damai tapi tetap tegas terhadap kebatilan (berkasih sayang terhadap sesama dan tegas terhadap keburukan)
Tegasnya presepsi yang salah dan berlebihan terhadap gagasan Islam Nusantara lebih pada permainan media dan teknologi dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab sehingga gagasan Islam Nusantara menjadikan masyarakat Sumatera Barat yang tadinya berwajah penuh dialog dan damai akhirnya berwajah garang bahkan berkali-kali sempat terprovokasi membubarkan kegiatan NU di Sumatera Barat” tegas Tengku Rahmat.
Sementara pelaksanaan MKNU PWNU merupakan sekolahnya kader Nahdlatul Ulama bagi kader, simpatisan dan warga masyarakat yang ingin berkhidmat di Nahdlatul Ulama. Ibarat pendidikan di pesantren, ada pesantren kilat. MKNU ini menjadi madrasah kilat untuk mengetahui NU lebih terstruktur, sistematis dan dari sumber yang valid” begitu uangkap Armaidi Tanjung selaku Kepala Madrasah MKNU Sumbar yang juga Wakil Sekretaris PWNU Sumbar.
MKNU di Padang Pariaman ini merupakan yang keempat kalinya yang diselenggarakan PWNU sejak dibentuknya Tim MKNU PWNU Sumbar. Sebelumnya sudah dilaksanakan di Bukittinggi, Padang, dan Pasaman Barat. Beberapa daerah (PCNU) juga sudah menyatakan kesediaannya untuk melaksanakan MKNU sehingga memberikan kesempatan yang lebih luas bagi masyarakat di daerah kabupaten/kota tersebut untuk mengikuti MKNU,” kata Armaidi Tanjung menjelaskan.
MKNU Sumatera Barat semakin mendapat perhatian masyarakat. Buktinya, pelaksanaan MKNU ini diikuti dari berbagai kalangan dan profesi. “Ada guru besar, doktor, magister, dosen perguruan tinggi negeri umum dan agama, pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah daerah, Kemenag, praktisi, anggota legislatif, mantan pejabat, kepala desa, walinagari dan kalangan ulama. Ini menunjukkan bahwa MKNU menjadi pintu masuk untuk bisa berkhidmat di NU,” ungkap para panita.
Instruktur yang memberikan materi langsung Ketua Tim MKNU PBNU Sultonul Huda dan Tim Instruktur MKNU PWNU Sumatera Barat, diantaranya Rais Syuriah PWNU Sumbar Hendri, Suleman Tanjung, Azwandi Rahman, Agustian Piliang, Ahmad Syafruddin dan Muhammad Nur. (Gindo)