Melalui program hibah air minum dan sanitasi Kementerian PU dan Perumahan Rakyat RI, dipastikan Payakumbuh bakal mendapatkan pemasangan 1.200 sambungan rumah (SR), tahun 2016, yang diperuntukkan buat masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di kota ini.
Hanya menyediakan dana sebesar Rp360.000 untuk wather mater, dan dapat dicicil selama 12 bulan, MBR sudah dapat menikmati air bersih PDAM. Padahal biaya reguler pasang baru mencapai Rp1.500.000. Dengan program ini, MBR beroleh subsidi sebesar lebih kurang Rp1.140.000 per SR.
Sosialisasi kegiatan sambungan rumah terhadap MBR 2016 itu, berlangsung di halaman belakang PDAM Payakumbuh, Kamis (15/10). Setelah dibuka Ketua DPRD Payakumbuh YB. Dt. Parmato Alam. Sosialisasi kegiatan tersebut, seperti disampaikan Dirut PDAM Herry Iswahyudi diikuti camat, kepala kelurahan daerah sasaran, kader program, serta sejumlah stakeholder lainnya.
Program itu, dikatakan, dalam rangka mendukung target pemerintah pusat berupa 100% pelayanan air bersih, nol atau zero persen kawasan kumuh serta 100% sanitasi layak, atau lebih dikenal dengan program 100-0-100. Sementara itu, hingga sekarang ini, jumlah langganan PDAM sudah mencatat 23 ribu SR lebih, atau 98,8% tingkat pelayanan.
Juga hadir dan memberi sambutan dalam acara ini, Ketua Komisi B Chandra Setipon dan Ketua Badan Pengawas PDAM diwakili Yudi Thamrin. Selanjutnya juga hadir Wakil Ketua DPRD Wilman Singkuan, anggota Komisi B lainnya, Hendri Wanto Dt. Mangkuto Marajo nan Hitam, Ridwan Sabirin, dan Wulan Denura.
Tahun 2015, PDAM juga mendapatkan program yang sama, total 500 SR. Kegiatan dimaksud sudah berjalan pada 22 kelurahan di tiga kecamatan. Kegiatan tersebut sudah rampung 100%, dan air bersih sudah mengucur dirumah penerima program.
Ketua DPRD Dt. Parmato Alam, dalam sambutannya, mengatakan, program sambungan rumah MBR bentuk kepedulian pemerintah buat masyarakat keterbatasan ekonomi, dalam rangka mendapatkan air bersih.
Ketua DPRD Dt. Parmato Alam meminta, dalam pendataan dan pemilihan calon penerima, benar-benar selektif, objektif dan proposional. Jangan sampai ada, mereka yang tak pantas menerima program, terdaftar sebagai penerima. “Saya tak ingin ada warga datang ke dewan, menyampaikan persoalan ini, sehingga citra pemerintah menjadi miring di tengah masyarakat, tegasnya.
Sejumlah peserta sosialisasi menyarankan, seiring dengan program sambungan rumah MBR, PDAM juga memprogramkan penambahan jaringan perpipaan PDAM. Dimaksudkan, agar air tetap mengucur deras, meski pada jam sibuik, begitu kegiatan SR-MBR selesai dikerjakan. “Buat apa target SR-MBR dikerjakan, jika airnya nanti menetes pada kran rumah mereka,” ucap Sukri Yusuf, Ketua LPM Kelurahan Payolansek.