Walikota Payakumbuh Riza Falepi bersama Dandim 0306/50 Kota Letkol Inf. Trisno Widodo, masuk saluran irigasi banda caciang (irigasi tersier), Selasa (20/1). Keduanya sama-sama memegang sendok semen, meletakkan batu pertama, tanda dimulainya Pencanangan Perbaikan Irigasi Nasional di Payakumbuh. Di kota ini, pencanangan perbaikan jaringan irigasi itu mengambil tempat di hamparan sawah di Kelurahan Padang Kaduduk, Payakumbuh Utara.
Tidak hanya Wali Kota dan Dandim, Kepala Dinas Tanaman Pangan Perkebunan Kehutanan (Distabunhut), Iqbal Bermawi, M.Si dan Camat Payakumbuh Utara Novriwandi, M.Si, juga ikut masuk saluran irigasi, meletakkan batu pembangunan irigasi tersier tersebut. Sementara itu, ratusan petani, anggota TNI jajaran Kodim serta staf Distabunhut ikut bergoro membersihkan saluran irigasi. Keterlibatan anggota TNI disambut hangat wali kota dan petani dalam memajukan produksi pertanian di Payakumbuh.
Kegiatan pencanangan perbaikan irigasi, bagian dari komitmen Presiden Jokowi untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional. Di Payakumbuh, sebut Wali Kota Riza Falepi saat memberi sambutan, usaha peningkatan produksi hasil pertanian sejak dua tahun terakhir gencar dilakukan. Hasilnya, sejumlah kelompok tani di beberapa kecamatan sukses mengkatrol produksi dari sebelumnya 6,2 ton menjadi 9,8 ton/hektar. “Kita mentargetkan, dalam setahun ini, seluruh keltan mampu berproduksi 10 ton/hektar,” tegas wali kota.
Karena itu, untuk mencapai peningkatan produksi tersebut, seluruh jaringan irigasi banda caciang (tersier belum didam) di Payakumbuh, ditingkatkan mutunya dalam bentuk pengedaman. Walikota Riza menegaskan, agar kegiatan pengedaman irigasi banda caciang ini benar-benar berjalan sesuai harapan petani. “Alhamdulillah, pekerjaan kegiatan ini kita dibantu anggota TNI jajaran Kodim 0306/50 Kota,” ucap Riza dengan senang hati.
Di bagian lain, wali kota memotivasi seluruh PPL dan jajaran Distabunhut untuk lebih gencar turun ke lapangan, menjalin komunikasi dengan petani. Setiap keluhan petani, sikapi dengan cepat, dengan solusi yang tepat. Lakukan tindakan preventif untuk mengantisipasi setiap hama yang bakal menghadang, katanya.
Laporan Kepala Distabunhut Iqbal Bermawi, luas sawah di Payakumbuh tercatat 2.776 hektar dengan produksi rata-rata 6 ton/hektar. Dari 2.776 hektar sawah itu, 90% di antaranya sudah dialiri irigasi primer dan sekunder. Hanya saja, kata Iqbal, sawah-sawah di Payakumbuh belum sampai 50% irigasi tersiernya yang sudah didam. Dampaknya, air tak maksimal mangaliri sawah petani. Dengan kegiatan pencanangan perbaikan irigasi itu, mudah-mudahan akan berdampak positif terhadap produksi padi di Payakumbuh.
Kegiatan pencanangan perbaikan irigasi itu dibiayai dana pusat Kementerian Pertanian sebesar Rp440 juta. Dana tersedia mampu menyelesaikan irigasi tersier seluas 400 hektar. Pemerintah pusat menjanjikan, pada APBN-P 2015, Payakumbuh akan mendapat suntikan dana lagi untuk perbaikan irigasi tersier seluas 800 hektar.
Terkait dengan kegiatan ketahanan pangan, Dandim Trisno Widodo, juga melaporkan, pihaknya tengah melakukan demplot jagung di Kelurahan Talawi seluas 1 hektar. Targetnya, tanaman jagung hybrida percontohan itu akan mampu berproduksi 10 ton per hektar. “Kita optimis target dimaksud tercapai, karena pola tanamnya diiringi dengan sentuhan tekhnologi pertanian,” sebut Dandim.
Dari 9.650 meter panjang irigasi tersier baru mampu mengaliri 2.751 hektar sawah. Sisanya, 25 hektar lagi masih sawah tadah hujan.