Tanah Datar, BeritaSumbar.com,-Menjadi anak yatim sejak kelas 5 Sekolah Dasar, tak menyurutkan cita-cita Bripka Firman. Z untuk menjadi penegak hukum. Berdinas 15 tahun sebagai polisi, Firman berbekal skill “Batukang” (Tukang Bangunan) dan menyisihkan sebagian gajinya, Firman dibantu dana swadaya masyarakat Setangkai, membangun Musholla dengan luas 5×6 meter dan 2 ruang kamar mandi di pinggiran sungai Batang Tompo, Jorong Taruko, Nagari Taluak, Kecamatan Lintau Buo, Tanah Datar, Sumbar .
Dari keterangan warga sekitar Bripka. Firmanlah yang mengerjakan Musholla tersebut dengan tangannya sendiri pada sekitar tahun 2009 lalu.
“Baik mengecor, mengaduk semen, merakit besi, memasang bata, dan semua pekerjaan kuli bangunan dilakukannya sampai Musholla “Nur Arifin” itu selesai dengan masa pengerjaan sekitar 1,5 tahun, “ungkap warga bernama Asnimar (58th), Minggu (24/2)
Dikatakan Firman, bahwa niat mendirikan musholla ini dan tempat mandi bagi warga Setangkai ini terinspirasi saat ia dinas sebagai Polantas PJR di daerah itu.
Dari keterangan warga sekitar Bripka. Firmanlah yang mengerjakan Musholla tersebut dengan tangannya sendiri pada sekitar tahun 2009 lalu.
“Baik mengecor, mengaduk semen, merakit besi, memasang bata, dan semua pekerjaan kuli bangunan dilakukannya sampai Musholla “Nur Arifin” itu selesai dengan masa pengerjaan sekitar 1,5 tahun, “ungkap warga bernama Asnimar (58th), Minggu (24/2)
Sementara dari keterangan Firman bahwa niat mendirikan musholla ini dan tempat mandi bagi warga Setangkai ini terinspirasi saat ia dinas sebagai Polantas PJR di daerah itu.
“Saat itu saya dinas setiap hari di Poslantas Setangkai, namun saya lihat tak ada satupun tempat mandi dan sholat yang tersedia. Setiap ingin mandi, saya melihat warga sekitar, baik pagi dan sore mandi dan melakukan aktifitas semuanya di pinggiran sungai Batang Tampo ini, baik laki-laki atau perempuan ” ungkap pria kelahiran Lima Puluh KOta, 13 maret 1981 ini .
Alasan tersebut membuat Firman bertekad mewujudkan keinginannya agar disekitar tempat ia berdinas ada Musholla dan tempat mandi bagi warga. Memberanikan diri minta ijin dengan pemilik tanah ( Etek Asnimar) dan dengan sedikit mendam tanah aliran sungai, akhirnya pemilik tanah menghibahkan untuk dibangun Musholla, tempat mandi dan MCK bagi masyarakat yang sebelumnya areal itu hanya tebing bersemak belukar.
Diakui Firman biaya awal pembangunan Musholla itu ia dapatkan dengan cara berhutang ke salah satu toko bangunan disekitar daerah Lintau Buo.
“Selama 1,5 tahun saya mendirikan Musholla ini, saya meninggalkan istri dan anak-anak saya, dan tidur setiap hari di Pos Lantas yang berada di depan, “ujar Firman sembari menunjuk Pos Lantas yang terlihat saat berada di lingkungan Musholla Nur Arifin.
Dikatakan Firman bahwa istrinya bernama Helvi Desyanti yang saat itu hanya guru honor di Payakumbuh ikut memberi support dan ijin padanya untuk pulang hanya sekali seminggu , agar pengerjaan Musholla dan Kamar mandi warga tersebut dapat fokus ia selesaikan.
Ijin mendirikan Musholla bagi warga itu juga harus di dapatkannya dari komandan Satlantasnya waktu itu, yaitu Arifin Daulay yang saat itu berpangkat AKP.
“Akhirnya Sprint tugas saya dapatkan agar tetap stanby di daerah Setangkai ini, sampai Musholla ini selesai. Alhamdulillah saat bekerja saya, untuk makan dan minum “Pak Tukangnya” (red *saat itu Firman) disediakan oleh masyarakat sekitar, “tutur Firman sembari tersenyum.
Sementara itu Wali Nagari Taluak, Pendi Aswir mengakui bahwa Musholla Nur Arifin itu dibangun atas inisiatif awal dan kerja keras pak tukangnya yang tak lain adalah Bripka Firman. Z.
“Musholla ini sangat besar manfaatnya bagi warga sekitar dan masyarakat yang menunggu kendaraan dan berhenti di simpang Setangkai. Musholla dan kamar mandi ini telah dimanfaatkan Ratusan warga kami dan masyarakat sekitar untuk sholat, sesekali untuk mengaji anak – anak saat magrib, “ucap Pendi Aswir.
Disampaikan Pendi bahwa Nagarinya tahun lalu mendapat dana bantuan dari pemerintah sebesar 150 juta untuk merenovasi Musholla dan membangun jalan menuju ke Musholla dan kelengkapan sarana listrik, dan kamar mandi.
“Musholla Nur Arifin akan diganti nama menjadi Musholla Nur firman untuk mengingat tetes keringat dan inisiatif Bripka Firman hingga akhirnya kami memiliki satu-satunya Musholla di pinggiran Sungai Batang Tampo Setangkai ini. Saat ini sedang dalam proses surat menyurat di kantor wali nagari “ujarnya.
Berdasarkan rekam jejak, Bripka Firman. Z tidak kali ini saja membangun dan menyelesaikan pembangunan tempat ibadah (Musholla). Keahliannya “Tukangnya” juga ikut ambil bagian dalam pengerjaan Musholla di Mapolres Tanah Datar pada tahun 2004 dan Musholla di SLB Lintau tahun 2010 lalu.(*/romeo)