Penulis: Ns. Dewi Murni, M.Kep
Dosen Keperwatan Universitas Andalas
Discharge planning merupakan salah satu indikator untuk menentukan keberhasilan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Keberhasilan pelaksanaan discharge planning di mulai dari pasien pertama kali ke rumah sakit sampai hari pemulangan. Discharge planning yang baik harus mengandung unsur penilaian pasien, pengembangan rencana yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien, pengembangan layanan termasuk pendidikan kesehatan dan layanan rujukan, serta tindak lanjut berupa evaluasi atau follow up, dengan adanya discharge planning dapat meningkatan mutu pelayanan keperawatan yang professional.
Pelaksanaan discharge planning yang tidak efektif akan menyebabkan tidak terjadi kontinuitas perawatan ketika pasien di rumah. Kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya perburukan kondisi pasien sehingga pasien kembali ke rumah sakit dengan penyakit yang sama ataupun munculnya komplikasi penyakit yang lebih berat. Mengingat pentingnya pelaksanaan perencanaan pulang oleh perawat, maka perlu dilakukan suatu rancangan discharge planning optimal, sehingga dapat meningkatkan kemampuan perawat dalam melaksanakan discharge planning. Pelaksanaan discharge planning dapat terlaksana dengan optimal dimulai dari pengkajian saat pasien masuk hingga keluar rumah sakit yaitu dengan pengembangan model discharge planning terintegrasi.
Berbagai diagnosis, kurangnya jumlah tenaga, serta tingginya rutinitas petugas, sehingga sebagian besar pasien mendapatkan discharge planning yang kurang lengkap. Pemberian informasi dalam discharge planning yang kurang optimal dapat menyebabkan pasien kurang mengerti yang harus dilakukan setelah pulang sehingga perawatan berkelanjutan akan terhambat. Beberapa studi penelitian sebelumnya melaporkan bahwa discharge planning yang di laksanakan dengan baik akan meningkatkan pelayanan pada pasien, sehingga dapat memberikan kepuasan pada pasien juga dapat meningkatkan kesiapan pasien dan keluarga dalam memahami permasalahan secara fisik, psikologis, dan sosial untuk melanjutkan tugas perawatan kesehatan di rumah, memperpendek hari rawat, mengurangi jumlah readmisi, menurunkan angka kematian, serta meningkatkan kualitas hidup pasien. Keberhasilan pelaksanaan discharge planning salah satunya faktor yang mempengaruhi diantaranya peran dan dukungan tenaga kesehatan lain.
Beberapa pendapat menyatakan bahwa Rumah Sakit sudah menetapkan standar operasional prosedur (SOP) pelaksanaan discharge planning. Seiring waktu pelaksanaannya belum dilakukan secara optimal dimana, perawat masih memiliki keterbatasan waktu sehingga tidak sepenuhnya di jalankan dengan baik. Penatalaksanaan discharge planning pada pasien di rumah sakit umumnya hanya berupa catatan resume pasien pulang yang berupa pemberian informasi singkat mengenai jadwal kontrol pasien ke poliklinik, obat-obatan yang harus di minum, serta diet yang harus dipenuhi dan dihindari setelah pasien pulang dari rumah sakit. Pelaksaan discharge planning ini di hadiri oleh manajer-manajer hebat, perawat yang Tangguh di ruangan rawat Inap, Dosen Fakaltas keperawatan Unand beserta mahasiswa dengan profesi manajemen. Kegiatan ini di sambut hangat oleh ruangan. Harapan yang besar Ruangan ini menjadi role model untuk ruang rawat Inap lain yang ada di RSUP M Djamil Padang