27 C
Padang
Minggu, Desember 8, 2024
spot_imgspot_img
Beritasumbar.com

Mengubah Limbah Organik Menjadi Berkah: Penyuluhan Eco Enzim oleh Tim Pengabdian Unand di Nagari Sungai Puar
M

Kategori -
- Advertisement -

Oleh : Ryan Budi Setiawan (Dosen Faperta Unand)

Tim pengabdian Universitas Andalas (Unand) kembali menunjukkan komitmennya untuk memberdayakan masyarakat melalui inovasi ramah lingkungan. Kali ini, tim yang diketuai oleh Dr. Gusmini, sekaligus bertindak sebagai narasumber utama, menggelar penyuluhan tentang pembuatan dan manfaat eco enzim di Nagari Sungai Puar, Palembayan, Kabupaten Agam. Kegiatan ini berlangsung dari Agustus hingga November, dengan antusiasme tinggi dari masyarakat setempat.

Mengubah Limbah Menjadi Solusi

Dalam era di mana limbah organik sering kali menjadi masalah lingkungan, eco enzim hadir sebagai solusi. Pada penyuluhan tersebut, Dr. Gusmini menjelaskan bahwa eco enzim adalah cairan hasil fermentasi limbah organik seperti kulit buah, sayuran, gula merah, dan air. Proses pembuatan eco enzim ini tidak hanya membantu mengurangi limbah, tetapi juga memberikan manfaat luas untuk pertanian, rumah tangga, hingga kesehatan.

“Eco enzim adalah contoh nyata bagaimana limbah yang sering dianggap tidak berguna dapat diubah menjadi produk bernilai tinggi. Selain ramah lingkungan, cairan ini memiliki banyak kegunaan,” ujar Dr. Gusmini dalam pembukaannya. 

Proses Pembuatan yang Sederhana

Salah satu sesi yang paling ditunggu adalah demonstrasi cara pembuatan eco enzim. Dalam kesempatan ini, peserta diperkenalkan pada bahan-bahan dasar yang dibutuhkan, yaitu: 

1. Limbah organik: Kulit buah seperti jeruk, mangga atau kulit sayuran. 

2. Gula merah: Sebagai sumber karbon untuk fermentasi. 

3. Air bersih: Sebagai pelarut

Dr. Gusmini menjelaskan perbandingan yang digunakan dalam proses pembuatan, yaitu 1 bagian gula merah, 3 bagian limbah organik, dan 10 bagian air. Semua bahan dicampur dalam wadah tertutup, namun diberi ruang untuk udara agar proses fermentasi dapat berlangsung. 

“Waktu inkubasi untuk eco enzim ini sekitar tiga bulan. Selama masa fermentasi, wadah harus dibuka sesekali untuk mengeluarkan gas hasil fermentasi. Setelah itu, cairan dapat disaring dan digunakan,” papar Dr. Gusmini sembari mempraktikkan langkah-langkah tersebut di depan peserta. 

Manfaat yang Luar Biasa

Setelah menjelaskan proses pembuatan, narasumber juga memaparkan berbagai manfaat eco enzim, yang membuat peserta semakin tertarik untuk mencobanya di rumah. 

1. Untuk Pertanian

Eco enzim dapat digunakan sebagai pupuk organik cair yang mampu meningkatkan kesuburan tanah dan memperbaiki struktur tanah. Selain itu, cairan ini juga berfungsi sebagai pestisida alami untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. 

2. Untuk Rumah Tangga

Sebagai cairan pembersih serbaguna, eco enzim dapat digunakan untuk mencuci piring, membersihkan lantai, bahkan menghilangkan noda pada pakaian. “Ini adalah alternatif murah dan aman dibandingkan dengan produk pembersih kimia,” tambah Dr. Gusmini. 

3. Untuk Kesehatan

Eco enzim juga memiliki manfaat untuk kesehatan, seperti menghilangkan bau tidak sedap di sekitar lingkungan, mengurangi populasi nyamuk, dan membersihkan udara. Beberapa peserta juga berbagi pengalaman bahwa cairan ini dapat membantu mempercepat penyembuhan luka ringan. 

Antusiasme Masyarakat

Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat Nagari Sungai Puar. Para peserta, yang terdiri dari petani, ibu rumah tangga, hingga generasi muda, aktif bertanya dan berdiskusi dengan narasumber. Salah satu peserta mengaku baru mengetahui bahwa limbah dapur bisa diubah menjadi sesuatu yang bermanfaat. 

“Biasanya, kulit buah langsung dibuang. Sekarang saya tahu, ternyata bisa dijadikan eco enzim yang punya banyak manfaat. Saya pasti akan mencobanya di rumah,” ujarnya dengan semangat. 

Dukungan dari Pemerintah Nagari

Kegiatan penyuluhan ini juga didukung oleh Pemerintah Nagari Sungai Puar. Kepala Nagari menyampaikan apresiasinya terhadap upaya Universitas Andalas dalam memberdayakan masyarakat melalui ilmu pengetahuan dan teknologi. 

“Kami sangat berterima kasih atas kegiatan ini. Semoga masyarakat bisa terus mempraktikkan ilmu yang didapatkan, sehingga dapat membantu meningkatkan kualitas lingkungan dan kehidupan sehari-hari,” ujar Kepala Nagari. 

Sebagai penutup, Dr. Gusmini mengajak masyarakat untuk terus belajar dan berinovasi dengan eco enzim. Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan melalui pengelolaan limbah organik yang baik. 

“Kami berharap kegiatan ini menjadi langkah awal untuk perubahan yang lebih besar. Jika setiap rumah tangga di Nagari Sungai Puar mulai memproduksi dan menggunakan eco enzim, dampaknya pasti akan luar biasa,”

Penyuluhan eco enzim yang digagas oleh tim pengabdian Universitas Andalas ini tidak hanya menjadi wadah untuk berbagi pengetahuan, tetapi juga menciptakan kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga lingkungan. Dengan semangat masyarakat yang tinggi, inovasi sederhana seperti eco enzim dapat menjadi motor penggerak perubahan menuju kehidupan yang lebih baik dan berkelanjutan. 

Masyarakat Nagari Sungai Puar kini memiliki harapan baru untuk memanfaatkan limbah organik secara optimal, sekaligus berkontribusi dalam menjaga lingkungan. Semoga langkah kecil ini dapat terus berkembang dan menjadi contoh bagi nagari lainnya di Sumatera Barat.

- Advertisement -
- Advertisement -

BERITA PILIHAN

- Advertisement -
- Advertisement -

Tulisan Terkait

- Advertisement -spot_img