Penulis: Romaito Daulay
mahasiswa universitas Andalas jurusan Antropologi Sosial
Padang,BeritaSumbar.com,- Pada Sabtu, 24 Agustus 2024, anggota Komunitas Penelusuran Khusus Sejarah dan Budaya (Kopassus SB) dan Rangkiang Budaya melakukan penelusuran sejarah di Bukit Gado-Gado, yang terletak di salah satu kelurahan Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat. Penelusuran ini melibatkan tujuh orang anggota tim yang menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat untuk mencapai lokasi tersebut.
Dalam perjalanan menuju bukit, tim harus menghadapi tantangan berupa jalan setapak yang menanjak dan licin karena ditutupi lumut. Karena kondisi jalan yang kurang memadai untuk dilalui kendaraan, anggota tim memutuskan untuk turun dari motor dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Jalan yang tertutup lumut tebal menunjukkan bahwa lokasi tersebut jarang dikunjungi dan masih kurang dikenal oleh masyarakat setempat.
Setelah mendaki beberapa meter, tim berpapasan dengan menara pemancar stasiun TV milik PT Indosiar yang menjulang tinggi di tengah perbukitan. Tim kemudian melanjutkan perjalanan, dan tak jauh dari menara tersebut, tim menemukan sebuah Pilbox peninggalan Jepang. Pilbox ini adalah sebuah benteng pertahanan kecil yang terbuat dari beton kokoh, dirancang khusus untuk melindungi tentara dari serangan musuh dan memberikan perlindungan selama pertempuran.
Keberadaan Pilbox di Bukit Gado-Gado ini menjadi bukti sejarah bahwa kawasan ini pernah menjadi bagian dari wilayah yang dikuasai oleh penjajah Jepang selama masa pendudukan mereka di Indonesia pada Perang Dunia II. Benteng tersebut merupakan saksi bisu dari peristiwa-peristiwa penting yang memiliki nilai historis yang pernah terjadi di lokasi ini.
Keterangan: Pilbox adalah sebuah benteng pertahanan yang digunakan oleh tentara Jepang sebagai tempat pengintaian dan perlindungan dari serangan musuh. (Sumber: Dokumentasi Komunitas Penelusuran Khusus Sejarah dan Budaya)
Tim melanjutkan perjalanan sekitar 100 meter ke Barat untuk menuju letak prasasti. Prasasti tersebut letaknya tersembunyi di antara pepohonan lebat dan semak belukar yang membuatnya sulit untuk dikenali dari kejauhan. Dengan hati-hati, anggota tim mulai membersihkan batu prasasti tersebut dari lapisan kotoran dan lumut yang telah menutupinya selama bertahun-tahun. Setelah dibersihkan, tampaklah ukiran-ukiran yang membentuk aksara kuno, memperlihatkan jejak sejarah yang terjadi.
Keterangan: Prasasti Bukit Gado-Gado (Sumber: Arsip dan Dokumentasi Komunitas Penelusuran Khusus Sejarah dan Budaya)
Di sekitar batu prasasti, terdapat sebuah rumah tempat masyarakat setempat tinggal dan mengelola peternakan kecil. Setelah berbincang cukup lama, sang bapak mengungkapkan bahwa ada satu lagi pillbox peninggalan Jepang yang tidak jauh dari lokasi prasasti batu tersebut. Pilbox yang dimaksud berada di tengah semak-semak yang cukup rimbun, tersembunyi dari pandangan. Jika bukan karena petunjuk dari masyarakat setempat, tim mungkin tidak akan menyadari keberadaan Pilbox tersebut. Lokasinya yang tersembunyi dan tertutup oleh semak-semak menambah kesan misterius, sekaligus menegaskan betapa pentingnya pengetahuan lokal dalam mengungkap jejak sejarah yang terlupakan.
Keterangan: Penunjukan lokasi Pilbox oleh masyarakat lokal. (Sumber: Dokumentasi Komunitas Penelusuran Khusus Sejarah dan Budaya)
Tujuan utama anggota Komunitas Penelusuran Khusus Sejarah dan Budaya (Kopassus SB) bersama Rangkiang Budaya dalam menjelajahi Bukit Gado-Gado adalah untuk mengungkap kembali sejarah yang tersimpan di tempat tersebut.
Dengan semangat tim berusaha mengungkapkan kembali bukti-bukti bahwa Bukit Gado-Gado pernah menjadi saksi bisu peristiwa penting di masa Perang Dunia II, khususnya saat Jepang menduduki Indonesia. Keberadaan prasasti, Pilbox, dan peninggalan lainnya menjadi jejak sejarah yang berharga dan perlu diangkat kembali agar tidak hilang ditelan waktu.
Bukit Gado-Gado menyimpan banyak cerita terlupakan yang berisiko hilang seiring berjalannya waktu jika tidak diungkapkan. Penelusuran tim bukan sekadar ekspedisi biasa, melainkan usaha menjaga warisan sejarah bagi generasi mendatang.
Dengan menemukan dan mendokumentasikan situs-situs bersejarah di bukit ini, tim berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga dan melestarikan sejarah lokal. Sejarah bukan hanya tentang masa lalu, tetapi juga pelajaran berharga untuk masa depan.
Partisipasi masyarakat sangatlah penting, diharapkan masyarakat lebih peduli dan ikut serta dalam pelestarian sejarah. Dengan memahami sejarah di sekitar kita, kita tidak hanya menghargai warisan budaya leluhur, tetapi juga menanamkan nilai-nilai penting kepada generasi muda, menjaga kekayaan sejarah agar tetap hidup dan menjadi bagian dari identitas bangsa kita.