Budaya baralek balambang urek di Nagari Koto nan Ampek, Kecamatan Payakumbuh Barat, yang diangkat kerapatan adat nagari (KAN) dan Bundo Kanduang setempat, dalam pawai budaya Payakumbuh Karnaval 2013, berbuah gelar juara. KAN Koto nan Ampek dinyatakan dewan juri pawai, merebut nilai tertinggi, 575. Trofi dan piagam penghargaan serta uang tunai dalam jumlah lumayan, menjadi milik KAN dan Bundo Kanduang Koto nan Ampek.
Payakumbuh Karnaval yang digelar Dekranasda bersama Disparpora Payakumbuh, Senin (16/12), benar-benar mampu menghibur warga kota. Event seperti itu, baru pertama kali digelar dalam rangka memeriahkan HUT Kota Payakumbuh ke-43.
“Kami senang mampu memberikan hiburan, sekaligus memperkenalkan ragam budaya yang dimiliki Payakumbuh kepada publik. Tahun-tahun berikutnya, event ini akan kita kemas lebih profesional dan dipromosikan keseantero nusantara dan mancanegara,” ucap Ketua Dekranasda Ny. Dr. Henny Riza Falepi di Balaikota Payakumbuh, Senin (23/12).
Penenang kedua pawai budaya Payakumbuh Karnaval itu, diraih KAN Koto nan Gadang, dengan nilai 525. KAN Koto nan Gadang, Payakumbuh Utara, mengangkat budaya manjapuik marapulai. Sedangkan KAN Payobasung, Payakumbuh Timur, dengan menampilkan tradisi maanta asam, harus puas berada di urutan ketiga, dengan nilai 475. Pemenang harapan milik KAN Aur Kuniang dengan cerita budaya aqikah anak.
Dalam barisan pawai budaya ini, empat KAN lainnya yang belum beruntung, mengangkat budaya adat berbeda. Masing-masing KAN Limbukan (manta marapulai), KAN Tiakar (manjalang mintuo), KAN Lamposi (budaya khatam Qur’an) dan KAN Aia Tabik (alek batagak penghulu). Meski belum beruntung, tapi keempat KAN itu, telah memberikan pembelajar dan pengetahuan adat kepada masyarakat yang menyaksikan pawai, jelas Kadisparpora Drs. Syahnadel Khairi.
