Perempuan Minangkabau dan tinggal di Sumatera Barat pasti sudah tidak saing lagi dengan Baju Kurung Basiba. Baju ini unik dan khas karena bentuknya yang longgar atau lapang, panjangnya yang sampai ke batas lutut, dan beberapa ciri khas lain yang membedakannya dari pakaian lain. Mari kita cari tau informasi lebih lanjutnya tentang baju yg sangat menarik ini.
Sejarah Baju Kurung Basiba
Masyarakat Minangkabau mulai menggunakan Baju Kurung Basiba diperkirakan setelah abad ke-191. Pakaian Islam berubah menjadi pakaian kurung dengan penutup kepala pada awal abad ke-20. Model yang digunakan pada awal abad ke-20 hampir mirip dengan pakaian perempuan Minangkabau yang muncul sekitar tahun 1682. Namun, model Baju Kurung Basiba yang dipopulerkan oleh Perguruan Rahmah pada abad ke-191 tidak lagi digunakan. Dalam setiap bentuknya, Baju Kurung Basiba memiliki arti. Besarnya lengan baju membuat perempuan lebih mudah untuk mengambil air wudhu atau melakukan pekerjaan sehari-hari. Baju kuruang basiba juga berfungsi sebagai simbol religius yang melambangkan pemakainya yaitu seorang wanita Minangkabau yang taat pada ajaran agama Islam.
Bentuk dan Desain Baju Kurung Basiba
·Longgar dan Panjang: Baju kurung Basiba memiliki model yang longgar dan panjang hingga batas lutut, hingga menutupi lekuk tubuh perempuan dan menutupi bagian pinggul sehingga pemakainya merasa nyaman, dapat bergerak dengan leluasa dan juga terlihat sopan.
·Lengan Panjang: Lengan baju kurung Basiba dibuat panjang hingga pergelangan tangan, sehingga pada saat perempuan mengangkat tangannya maka tangannya akan tetap tertutup oleh kain dan tetap memberi kesan sopan dan elegan pada perempuan.
·Leher Tanpa Kerah: Baju ini memiliki leher tanpa kerah, yang membuatnya sederhana namun anggun.
·Siba: Bagian yang menyambungkan dua kubu pada bagian belakang baju kurung basiba. Bagian ini terletak di bagian bawah lengan, menghubungkan bagian depan dan belakang baju.
·Kikik: Bagian pada ketiak baju kurung basiba yg dibuat lebih lebar sehingga pada pagian ketiak tidak berbebntuk ketat dan akan membuat perempuan lebih leluasa ketika melakukan aktivitas.
Makna dan filosofi Baju Kurung Basiba
·Siba: Ini adalah simbol kemampuan untuk menyambungkan dua kubu yang berbeda. Perempuan Minangkabau dihormati karena kemampuan mereka untuk berfungsi sebagai perantara dan penghubung yg baik dalam keluarga dan masyarakat.
·Kikik: Dalam makna filosofinya kikik ini bermakna menanamkan rasahormat dan sopan santun. Dalam segala situasi, perempuan Minangkabau harus memiliki rasa hormat dan kesopanan.
·Baju kurung Basiba: Memiliki nilai-nilai budaya dan spiritual dam bukan pakaian seperti biasanya. Wanita Minangkabau memakainya untuk menjaga aurat dan martabatnya. Siba dan kikik mengajarkan pentingnya menjadi penengah yang sopan dan bijak.
Kebanggaan dan identitas perempuan Minangkabau diwakili oleh Baju Kurung Basiba. Sejarah, kearifan lokal, dan prinsip yang harus dijaga terkandung dalam setiap jahitan dan kainnya. Bagaimana kita dapat mempertahankannya di tengah perkembangan model pakaian lain yang menarik pada zaman yang semakin berkembang ini?
Pendidikan dan Kesadaran:
·Pendidikan tentang makna dan filosofi Baju Kurung Basiba harus ditingkatkan. Masyarakat harus memahami mengapa pakaian ini unik dan perlu dilestarikan khususnya masyarakat minangkabau.
·Materi tentang Baju Kurung Basiba dapat dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah dan lembaga budaya yang berguna juga untuk tetap menjaga identitas perempuan minangkabau
Promosi dan Kolaborasi:
·Mengadakan acara pameran, seminar, dan lokakarya tentang Baju Kurung Basiba dengan menarik yang akan menarik perhatian banyak orang baik warga lokal maupun non lokal.
·Melibatkan perancang busana lokal untuk menggali kreativitas mereka dalam menggabungkan elemen tradisional dengan tren modern.
·Perancang busana dapat mengambil inspirasi dari Baju Kurung Basiba untuk membuat desain yang tetap mengikuti perkembangan zaman. Bekerja sama dengan merek fashion terkenal yang dapat membantu memperluas distribusi Baju Kurung Basiba.
Pemakaian Aktif
·Tetap mengenakan Baju Kurung Basiba dalam acara adat, pernikahan, dan kegiatan lainnya agar tetap terjaga kelestariannya hingga ke generasi berikutnya.
·Peremuan Minangkabau juga harus menggunakan pakaian ini dalam keseharian nya atau pemerintah lokal bisa membuat peraturan untuk seragam dengan menggunakan baju kurung basiba pada hari-hari tertentu untuk menghormati warisan budaya yang sama-sama harus kita jaga ini.
Dengan kesan elegan dan keanggunan yang memikat, baju kurung Basiba tidak hanya sekadar pakaian tradisional, tetapi simbol kecantikan yang tak akan pudar terhadap waktu. Dalam setiap jahitan dan coraknya, baju kurung Basiba menceritakan kisah keindahan yang abadi, mengingatkan kita akan keunggulan warisan budaya kita yang patut disanjung. Dalam setiap langkah, baju kurung Basiba mengajarkan kita untuk tidak hanya memakai pakaian, tetapi merayakan identitas dan keindahan yang mendalam dari dalam diri perempuan Minangkabau.
Penulis: Obel SP.MPÂ
Dosen Prodi Agroteknologi Fak Pertanian Unand