Oleh: Dr. Silvia Permata Sari, SP., MP.
Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Andalas
Agroforestry atau sistem budidaya tanaman kehutanan yang dilakukan dengan tanaman pertanian dan atau peternakan. Kolaborasi ini bertujuan untuk melindungi keanekaragaman hayati sekaligus mendapatkan hasil dari tanaman. Sistem ini memiliki manfaat agar penggunaan lahan dapat optimal, meningkatkan daya dukung ekologi daerah pedesaan, meningkatkan persediaan pangan, serta meningkatkan kesejahteraan para petani desa disekoitar hutan.
Sistem agroforestry sederhana adalah suatu sistem pertanian yang merupakan perpaduan satu jenis tanaman tahunan (pepohonan) yang ditanam tumpang sari dengan satu atau lebih jenis tanaman semisum. Pepohonan dapat ditanam sebagai pagar mengelilingi petak lahan tanaman pangan secara acak dalam petak lahan atau dengan pola lain, misalnya berbaris dalam larikan sehingga membentuk Lorong atau pagar.
Pertanian yang baik ialah kegiatan pertanian yang dapat menjaga keseimbangan eksoistem, sehingga kandungan unsur hara dan energi tetap seimbang.
Keseimbangan tersebut akan menghasilkan produktivitas yang tinggi dan berkelanjutan secara efektif dan efisien. Pada hakekatnya, pertanian terpadu adalah upaya memanfaatkan seluruh potensi energi agar dapat dipanen secara seimbang.
Pertanian terpadu adalah satu system yang berjalan dengan cara menggunakan ulang dan mendaur ulang media pertanian, melibatkan tanaman dan hewan sebagaii mitra, menciptakan suatu Ekosistem yang meniru cara alam bekerja.
Kegiatan pertanian melibatkan maklhuk hidup pada setiap prosesnya dalam jangka waktu tertentu pada proses produksinya. Adapun komoponen dalam system pertanian terpadu yaitu: pertanian, peternakan, perikanan, dan manusia sebagai pengelolaannya.
Melalui kegiatan pertanian terpadu, maka akan terjadi pengikatan bahan organik di dalam tanah dan penyerapan karbon yang lebih rendah dibandingkan pertanian konvensional yang menggunakan pupuk kimia, seperti pupuk nitrogen dan lain-lain.
Adapun ruang lingkup system pertanian terpadu yaitu:
- Sistem produksi¸pada pertanian terpadu mencakup kegiatan budidaya tanaman serta kegiatan bidang peternakan dan perikanan.
sistem ini saling terkait satu sama lainnya sehingga tidak banyak menyisahkan limbah karena sisa produksi dapat termanfaatkan dibidang lainnya. Sistem produksi dalam pertanian terpadu merupakan sistem yang cukup efektif dan efisien.
- Ekonomi, melalui sistem terpadu biaya input lebih rendah dibandingkan sistem lainnya sehingga lebih menguntungkan petani karena dalam sistem terpadu juga diterapkan organic yang meminimalkan penggunaan bahan kimia yang dapat menambah daftar anggaran petani.
- Lingkungan, penerapan sistem pertanian terpadu lebih ramah lingkungan karena dibarengi dalam menerapkan sistem ini sedikit digunakan bahan kimia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan. Penggunaan bahan kimia biasanya terjadi pada proses budidaya tanaman seperti pupuk maupun pestisida namun disini pupuk dapat diperoleh secara organic dari limbah ternak maupun sisa tanaman yang terdekomposisi menjadi kompos.
- Sumber daya manusia, kesejahteraan sumber daya manusia menjadi salah satu ruang lingkup penting bagi pertanian terpadu karena sebagai stakeholder yang menjalankan sistem, manusia dengan pengetahuan yang dimiliki dapat membuat inovasi terhadap sistem yang telah dan mengontrol jalannya sistem pertanian ini sehingga mampu menghasilkan produksi yang optimal serta menguntungkan.
Jenis-jenis pohon yang ditanam juga sangat beragam serta dapat menanam pepohonan yang bernilai ekonomi tinggi seperti kelapa, karet, cengkeh, kopi, kakao (coklat), nangka, belinjo, petai, jati dan mahonia tau yang bernilai ekonomi rendah seperti dadap, lamotor dan kaliandra. Jenis tanaman semusim biasanya berkisar pada tanaman pangan yaitu padi (gogo), jagung, kedelai, palawija, kacang-kacangan, ubi kayu, sayur-mayur dan rerumputan atau jenis-jenis tanaman lainnya seperti pisang, kopi, coklat.
Sebagai contoh, budidaya pagar (alley cropping) lamtoro dengan padi atau jagung, pohon kelapa ditanam pada pematang mengelilingi sawah dsb. Sistem agroforestry sederhana dalam perkembangannya juga merupakan campuran dari beberapa jenis pepohonan tanpa adanya tanaman semusim. Sebagai contoh, kebun kopi biasanya disisipi dengan tanaman dadap (Erythrina) atau kelorwono disebut juga gamal (Gliricidia) sebagai tanaman naungan dan penyubur tanah.