Oleh Reido Deskumar
Setiap tanggal 28 Oktober selalu diperingati sebagai hari sumpah pemuda. Salah satu momen bersejarah dari perjalan panjang republik ini. Sembilan puluh dua tahun sudah anak-anak muda bergerak bersama, berhimpun menjadi satu dengan melahirkan deklarasi bertumpah darah satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu atas nama Indonesia.
Sampai detik ini, setiap tanggal 28 Oktober selalu disambut dengan meriah. Berbagai bentuk acara dilakukan. Mulai dari upacara peringatan dengan mengundang pemuda dengan berbagai jenis organisasi kepemudaan, mengadakan berbagai macam perlombaan dan dalam situasi covid-19 ini banyak kegiatan seminar virtual yang diselenggarkan dengan tema pemuda. Sungguh membuat pemuda bak raja sehari. Dimana-mana menjadi perbincangan dan pembahasan. Bahkan bisa menjadi tranding topik diseluruh penjuru republik ini.
Peringatan sumpah pemuda seharusnya dilihat secara utuh dan komprehensif. Jangan hanya sekedar menjadikan pemuda sebagai objek dengan menghadirkan acara seremonial peringatan sumpah pemuda. Pemuda sebatas menjadi undangan untuk menghadiri upacara peringatan sumpah pemuda. Jika ada yang baik hati, pemuda diberikan ruang untuk bicara untuk memberikan kata sambutan. Setelah acara selesai, maka selesai pula “peran pemuda”.
Sangat miris jika hanya sebatas itu perlakuan yang diberikan untuk pemuda. Seharusnya potensi yang ada dalam diri pemuda itu diperdayakan. Pemuda harus diberikan kepercayaan, ruang dan tempat agar mereka bisa berkreasi dan berinovasi. Bukan hanya memanfaatkan dan memerlukan pemuda disaat acara peringatan sumpah pemuda 28 Oktober saja.
Momentum pemilihan kepala daerah (Pilkada) di berbagai daerah di Indonesia, sudah saatnya pemuda menjadi subjek dengan didukung penuh untuk menjadi pemimpin. Sudah saatnya pemuda berada di garis depan. Dan sudah saatnya pemuda ambil bagian dalam kontestasi perhelatan demokrasi terbesar di republik ini.
Jika hari masih ada yang meragukan kualitas pemuda untuk mengisi kepemimpinan, mereka tersebut harus belajar lagi, banyak membaca lagi. Karena sejarah telah mencatat dan menggoreskan bahwa pemuda telah terbukti menjadi bagian terpenting dalam perjalanan panjang Indonesia. Disetiap ketidak beresan maka yang akan bersuara lantang adalah pemuda. Yang ambil bagian adalah pemuda. Maka jangan ragukan lagi kualitas dan potensi besar yang dimiliki oleh pemuda!
Jadi kalaulah mindsetnya tidak berubah dan hanya menjadikan pemuda sebagai objek untuk peringatan sumpah pemuda disetiap tanggal 28 Oktober, tidak ada gunanya peringatan sumpah pemuda dilakukan.