Dinas Tata Ruang dan Kebersihan (DTRK) Kota Payakumbuh, tambah 3 armada dump truck untuk meningkatkan pelayanan jangkauan penjemputan sampah ke kelurahan di lima kecamatan kota setempat. Ketiga dump truck itu sejak Oktober 2013, sudah beroperasi bersama 10 armada truck sampah lainnya. Dengan 13 armada truck yang beroperasi setiap hari, DTRK sudah mampu menjangkau 85% dari 76 kelurahan di Payakumbuh.
Kepala DTRK Payakumbuh Ir. Zulinda Kamal didampingi Kabid Kebersihan Agusrubiono, di Balaikota Payakumbuh, Rabu (4/12), menginformasikan, produksi sampah Payakumbuh, dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perumahan di kota ini. Sekarang ini, produksi sampah sudah mencapai 270 kubik atau 55 sampai 60-an ton/hari.
Dengan produksi sampah sebanyak itu, kebutuhan dump truck masih belum maksimal. Tapi, untuk mengantisipasinya dapat dilakukan dengan becak motor yang sudah 16 unit dimiliki DTRK. Jangkauan becak motor, malahan jauh lebih efektif, karena mampu masuk ke lorong-lorong rumah penduduk yang tak bisa dijangkau dump truck.
Untuk meningkatkan pelayanan sampah ini, sebut Zulinda, pihaknya bersama Kantor Lingkungan Hidup, juga tengah merancang program sampah berbasis masyarakat. Jika program ini sudah jalan, peran kelurahan dan LPM sangat menentukan sekali. Karena, pihak kelurahan diberi kewenangan penuh mengelola sampah di kelurahan masing-masing. Program ini akan dapat dilakukan, jika penggabungan kelurahan sudah terwujud di Payakumbuh.
Dalam meningkatkan kebersihan kota, DTRK juga tengah mengevaluasi kembali, titik-titik tempat pembuangan sampah sementara (TPSS), terutama TPSS yang berada di ruas jalan. Menurut Zulinda, Walikota Payakumbuh Riza Falepi, sudah memerintahkan DTRK, agar mengevaluasi kembali lokasi TPSS yang berada di pinggir jalan. “Kurang enak dipandang mata, jika TPSS masih berada di pinggir jalan. Padahal kota ini sudah sering mendapat Piala Adipura,” kata walikota,
Dikatakan, sampah yang diproduksi tersebut, tidak semuanya diangkut ke TPA Regional di Kelurahan Kapalo Koto, Payakumbuh Selatan. Sampah-sampah basah, terutama yang diproduksi di Pasar Ibuah, lebih kurang 4 sampai 5 ton per hari, diolah menjadi pupuk organik, pada pabrik pupuk organik yang sudah ada di Pasar Ibuah. Sementara itu, menurut Zulinda dan Agusrubiono, sampah basah yang berada di kelurahan, sebagian juga telah diolah warga menjadi pupuk organik cair, terutama di Kelurahan Padang Kaduduk, Payakumbuh Utara dan di Kelurahan Koto Tuo, Payakumbuh Selatan.
Pada kedua kelurahan itu, sebagian warga telah dibantu dengan komposer, alat untuk mengolah sampah basah menjadi pupuk organik cair. Malahan, sampah plastik di Koto Tuo, sudah diolah ibu-ibu PKK setempat, dengan mendaurnya berupa barang-barang berharga, seperti tas, sandal dan berbagai ragam bunga plastik.