25 C
Padang
Sabtu, Juli 27, 2024
spot_imgspot_img
Beritasumbar.com

Menanamkan Pendidikan Karakter Kepada Anak Sejak Dini
M

Kategori -
- Advertisement -

Pendidikan karakter memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan dan sangat menarik untuk diteliti, terutama karena pendidikan karakter berorientasi pada pembentukan karakter siswa. Hal tersebut dapat terlihat dalam penelitian yang dilakukan oleh Kaimuddin tentang implementasi pendidikan karakter, menunjukkan bahwa “Kurikulum 2013 berorientasi pada pengembangan pendidikan karakter yang bersifat tematik integratif melalui budaya, pengembangan, maupun kegiatan ekstrakurikuler yang berlaku di sekolah untuk menangkis pengaruh negatif dari luar”.

Pendidikan karakter sangat penting untuk membangun kembali peradaban bangsa. Peran lembaga pendidikan diharapkan lebih proaktif, kreatif dan inovatif dalam merancang proses pembelajaran yang benar-benar mampu memberikan kontribusi bagi pembangunan karakter. Dalam konteks inilah, proses pendidikan karakter perlu dirancang secara holistik dan kontekstual sehingga mampu membangun pemikiran yang dialogis-kritis dalam membentuk manusia yang berkarakter. Pendidikan harus menjadi “the power in building character”.

Banyak bangsa yang maju di dunia yang berawal dari karakter unggul yang dimiliki warganya. Bangsa yang ingin maju, berdaulat, dan sejahtera membutuhkan karakter yang kuat. Kesejahteraan sebuah bangsa bermula dari karakter kuat warganya (Marcus Tutillus 106-43 SM).

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, pendikan karakter ini sangat penting untuk murid, karena jika anak sudah memiliki sifat atau karakter yang baik dari kecil, maka akan menimbulkan dampak postif untuk kedepannya. Hal pertama sekaliyang diajarkan kepada anak adalah sopan santun, bagaimana dia bergaul dengan teman sebaya, bersosialisasi dengan masyarakat setempat.

Pendidikan karakter menjadi sebuah komitmen mengenai langkah-langkah yang seharusnya dilakukan untuk mengarahkan generasi muda kepada pemahaman dan internalisasi nilai-nilai (values) dan kebajikan (virtues) yang akan membentuknya menjadi manusia yang baik (good people). Melalui pendidikan karakter generasi muda dibimbing untuk secara sukarela mengikatkan diri pada norma-norma atau nilai-nilai (Buchori, 2002:2).

Karakter seseorang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan mendasari cara pandang, berpikir, sikap, dan cara bertindak orang tersebut. Kebajikan tersebut terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, hormat kepada orang lain. Barbara A. Lewis (2004) menambahkan di dalam bukunya berjudul: “Being Your Best” yang sudah dialihbahasakan, bahwa karakter baik merupakan kualitas positif seperti peduli, adil, jujur, hormat terhadap sesama dan bertanggung jawab.

Pendidikan karakter bertujuan mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter bangsa yaitu Pancasila, meliputi:

  1. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik
  2. Membangun bangsa yang berkarakter Pancasila
  3. Mengembangkan potensi warga negara agar memiliki sikap percaya diri, bangga pada bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia.

Upaya pengembangan kualitas peserta didik dalam kepribadian dan karakter merupakan hal penting yang harus dipikirkan secara sungguh-sungguh. Kepribadian dan karakter bangsa yang mantap dan kokoh merupakan aspek penting dari kualitas sumber daya manusia (SDM) yang ikut menentukan kemajuan suatu bangsa ke depan. Tantangan tersebut merupakan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan terutama bagi dunia pendidikan agar ujian berat ke depan dapat dilalui dan dipersiapkan oleh seluruh generasi bangsa Indonesia. Kata kunci dalam memecahkan persoalan tersebut terletak pada upaya penanaman dan pembinaan kepribadian dan karakter sejak dini.

Implementasi pendidikan karakter pada satuan pendidikan sekolah dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal sekolah antara lain: peran kepala sekolah, tata tertib sekolah, keberadaan silabus, kurikulum yang mendukung, integritas siswa, kedisiplinan guru, profesionalisme guru, sarana prasarana sekolah yang mendukung, visi dan misi sekolah, kedisiplinan peserta didik, integritas karyawan, penerapan sanksi bagi yang melanggar tata tertib secara tegas dan komitmen warga sekolah terhadap pembinaan dan pendidikan karakter bangsa. Sedangkan faktor eksternal sekolah antara lain: kondisi lingkungan sekolah, kondisi masyarakat di luar sekolah, budaya masyarakat sekitar, lingkungan keluarga, dan peran tokoh masyarakat.

Lickona (trj. 1991: 37-59) menegaskan bahwa proses pendidikan karakter dan moral yang efektif, di samping dilaksanakan oleh sekolah juga diperlukan dukungan dari pihak keluarga. Lebih lanjut Lickona (trj. 1991:57) menjelaskan bahwa meskipun sekolah mampu meningkatkan pemahaman awal para siswanya ketika mereka ada di sekolah, kemudian bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa sekolah mampu melaksanakan hal tersebut. Sikap baik yang dimiliki oleh anak-anak tersebut akan perlahan menghilang jika nilai-nilai yang telah diajarkan di sekolah tersebut tidak mendapatkan dukungan dari lingkungan rumah.

Dalam upaya membangun budaya moral positif di sekolah, menurut Lickona (trj. 1991: 454-456) ada enam elemen penting yang harus dilakukan, yaitu:

  1. kepemimpinan moral dan akademik dari kepala sekolah
  2. Disiplin sekolah dalam memberikan teladan, mengembangkan dan menegakkan nilainilai sekolah dalam keseluruhan lingkungan sekolah
  3. Pengertian sekolah terhadap masyarakat
  4. Pengelola sekolah yang melibatkan murid dalam pengembangan diri yang demokratis dan dukungan terhadap perasaan “ini adalah sekolah kita dan kita bertanggung jawab untuk membuat sekolah ini sekolah sebaik mungkin yang dapat kita lakukan”
  5. Atmosfir moral terhadap sikap saling menghormati, keadilan, dan kerja sama menjadi nyawa bagi setiap hubungan di sekolah itu pula yang membuat hubungan orang dewasa di sekolah sebaik hubungan orang dewasa dengan para murid
  6. Meningkatkan pentingnya moral dengan mengorbankan banyak waktu untuk peduli terhadap moral manusia.

OLEH: Dr. Demina, M.Pd & Putri Wulandari & Keken Irma Yuri

- Advertisement -
- Advertisement -

BERITA PILIHAN

- Advertisement -
- Advertisement -

Tulisan Terkait

- Advertisement -spot_img