Setelah mengikuti Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) sebanyak 12 kali pertemuan, sebanyak 50 petani anggota tiga kelompok tani (Keltan) di Kecamatan Payakumbuh Selatan, masing-masing Keltan Subur Indah, Keltan Cermai dan Keltan Kemuning, menggelar temu lapang di Kelurahan Sawah Padang, Kecamatan setempat, Selasa (22/10).
Gelar temu lapang itu, dalam rangka menutup kegiatan SLPHT yang dihadiri Kepala Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Holtikultura (BPTPH) Provinsi Sumbar, diwakili Burhan, SP dan Kepala Dinas Pertanian, Drs. Iqbal Bermawi, M.Si, Kabid Tanaman Pangan Holtikultura Ir. Ali Tismal, Kepala BPP Payakumbuh Selatan, Hamdi, Sekretaris Camat Payakumbuh Selatan Drs. B. Nasution dan sejumlah penyuluh lapangan.
Kepala BPTPH diwakili Burhan, dalam sambutannya, mengajak petani untuk menerapkan ilmu dan pengalaman yang diterima selama SLPHT. Menurutnya, dalam peningkatan produksi, petani jangan terganjal lagi dengan persoalan hilangnya pupuk di pasaran. Seyogianya, petani beralih memakai pupuk organik yang jauh lebih murah daripada pupuk non organik. Penggunaan pupuk buatan, katanya, selain mengamankan tanaman dari hama juga dapat meningkatkan hasil pertanian.
Sementara itu, Kadis Pertanian Kota Payakumbuh, Drs. Iqbal Bermawi, M.Si mengatakan, sangat mendukung program ini dan berharap dapat memberikan dampak positif terhadap kemajuan pertanian di kota ini. Ditambahkannya, SLPHT yang merupakan program propinsi ini, seyogianya, berlanjut tiap tahun dengan jangkauan kelurahan-kelurahan lainnya di Payakumbuh.
Dikatakan, program sekolah lapangan selama ini, terbukti mampu menggairahkan petani meningkatkan produksinya. Keltan-keltan yang telah melakukan SLPHT, mampu meningkatkan hal panen padi di atas 8 ton per hektar. Target Dinas Pertanian, mendmencapai Ketiga Korong seluruh keltan di Payakumbuh mampu menghasilkan produksi 10 ton per hektar.
Kedepan, diharapkan kepada petani untuk tidak memakai pestisida karena dengan pestisida akan banyak mendatangkan hama atau penyakit tanaman, kita ingin nantinya seluruh petani kota ini menjadi petani organik, simpul Iqbal
Pada acara tersebut, salah seorang peserta SLPHT Erlinda Martini melakukan ekspose tentang cara pembuatan PGPR atau biang yang merupakan perangsang pertumbuhan akar, kemudian pembuatan kalsium (Ca), Natrium P, Natrium N dan Natrium K yang kesemua bahannya berasal dari alam seperti ikan lele, siput, akar-akar dan lain sebagainya.
Acara tersebut ditandai dengan penyerahan sertifikat bagi peserta SL dan temu ramah antar keltan dengan kadis pertanian dan kepala BPTPH Sumbar serta diakhiri dengan makan siang bersama.