Padang,Beritasumbar.com,- Baglog menjadi salah satu unsur penting dalam budidaya jamur tiram. Istilah baglog dipakai dalam budidaya jamur tiram sebagai media tanam yang terdiri atas serbuk gergaji, dedak, dolomit dan air. Biasanya baglog produktif kurang lebih 3 hingga 4 bulan sehingga perlu dilakukan pergantian. Baglog yang tidak produktif lagi tersebut akan menjadi limbah yang dapat menimbulkan permasalahn baru dalam budidaya jamur tiram.
Dengan adanya jumlah limbah baglog yang melimpah tanpa ada upaya pengolahan dari kelompok pembudidaya jamur tiram akan mengakibatkan adanya pencemaran udara dan tanah disekitar pembuangan limbah tersebut. Limbah baglog yang tidak terkelola secara tepat guna berpotensi menjadi sumber pencemar untuk jamur tiram yang baru, penceramaran lingkungan dan memunculkan masalah sosial lainnya.

Masalah diatas ditemukan di Kelompok Wanita Tani (KWT) Jamur Tiram Jawa Gadut Saiyo Kota Padang. KWT yang fokus membudidayakan jamur tiram sejak tahun 2022. Nurleli, salah satu anggota KWT mengungkapkan bahwa selama ini, limbag baglog menjadi amsalah utama yang mereka hadapai. Dalam sekali siklus budidaya, ada sekitar 3000 baglog yang akan dibuang dan biasanya akan ditumpuk begitu saja.
Berdasarkan hal tersebut, tim pengabdian Universitas Andalas melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam Skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat dari DPPM KEMDIKTISAINTEK tahun anggaran 2025 dengan no kontrak turunan 7/UN16.19/PM.03.03/PM/2025. Pengabdian ini diketuai oleh Obel, SP, MP dan beranggotakan Dr. Yulmira Yanti dan Afrianingsih Putri, MSi dari fakultas Pertanian serta dibantu oleh dua orang mahasiswa yaitu Fahrul Zaqi dan Muhammad Fiqri
Kegiatan pengabdian ini dilakukan untuk mengatasi permasalahan limbah baglog dengan mengolahnya menjadi Rhizokompos. Limbah baglog yang berasal dari bahan-bagan oragnik dapat diolah menjadi kompos. Komposisi ini memberikan peluang limbah baglog untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk organik. Berdasarkan hasil penelitian bahwa limbah baglog jamur tiram memiliki kandungan unsur hara seperti P 0,7%, K 0,02%, N-total 0,6% dan C-organik 49,00%.
Namun demikian limbah baglog tidak dapat langsung digunakan sebagai pupuk karena C/N ratio baglog masih tinggi (≥ 80) oleh karena itu perlu dilakukan pengomposan dan dijadikan sebagai pupuk kompos organik yang dapat bermanfaat bagi tanah dan tanaman. Pemberian kompos dalam jangka panjang dapat memperbaiki pH dan meningkatkan hasil tanaman pertanian. Pemanfaatan kompos dapat mengeliminir pemakaian pupuk kimia yang berpotensi menyebabkan degradasi lahan.

Rangkaian kegiatan yang dilakukan berupa sosialisasi limbah baglog jamur tiram dan pengolahannya kemudian dilakukan pendampingan praktek pengolahan limbah baglog jamur tiram menjadi rhizkompos. Rhizokompos merupakan kompos yang hasil pengomposan yang dibantu dengan rhizobacteria. Bakteri ini berfungsi dalam mempercepat proses pengomposan dan memiliki tiga peranan penting nantinya untuk tanaman yaitu sebagai biostimulan, bioprotectant dan bioferitilizer.
Kegiatan praktek dilakukan oleh semua anggota KWT dan dibantu oleh mahasiswa. Antusias anggota sangat tinggi sekali yang terlihat dengan penuh semangatnya mencampurkan setiap bahan yang akan dijadikan rhizokompos. Rhizokmpos yang sudah dibuat perlu dilakukan pemantauan sekali seminggu dengan mengecek kondisi pupuk. Setiap seminggu dilakukan pengadukan dan biasanya kurang lebih satu bulan pupuk sudah dapat dipergunakan. Pupuk yang sudah matang dapat berupa warnanya sudah berupa seperti tanah dan tidak berbau.