Jakarta,Beritasumbar.com– 18/9/2016 mendatang TMI bersama Dirjend kebudayaan Kemedikbud RI adakan dialog kebangsaan dengan narasumber peneliti dan penulis riwayat Tan Malaka. Doktor Harry A. Poeze sejarawan Belanda yang juga peneliti dan penulis buku sejarah Tan Malaka, tiba di Jakarta Kamis (15 / 9) tadi siang.
Harry Poeze yang 30 tahun meneliti sejarah dan perjalanan konseptor Republik Indonesia Tan Malaka itu hadir di Indonesia sebagai pembicara Dialog Kebangsaan tentang Peristiwa Rapat Raksasa 19 September 1945 di Lapangan Ikada Jakarta.
Dialog Kebangsaan dengan Thema ” Peristiwa 19 September 1945 : Revolusi Pemuda dan Massa Aksi dalam Membela dan Mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945″ digelar atas kerjasama Direktorat Kebudayaan Kemendikbud RI dengan Tan Malaka Institute pada Minggu 18 September 2016 di Museum Naskah Proklamasi Jalan Imam Bonjol, Jakarta.
Di samping Harry Poeze, pembicara lainnya adalah Prof. Dr. Zulhasril Nasir Guru Besar Universitas Indonesia dan Khatibul Umam Wiranu, tokoh muda Nahdlatul Ulama yang juga anggota Komisi VIII DPR RI. Moderator acara, Bob R. Randilawe aktivis pergerakan dari Jaringan ProDem.
Menurut pendiri Tan Malaka Institute, Ben Ibratama Tanur kepada www.Beritasumbar.com tadi malam, Dialog Kebangsaan ini adalah yang ketiga kali digelar Tan Malaka Institute dalam tahun 2016. Sebelumnya pada April lalu dengan Pemkab Kabupaten Limapuluh Kota, Tan Malaka Institute juga menggelar acara Dialog Kebangsaan di tanah kelahiran Tan Malaka Pandam Gadang, Suliki, Kabupaten Limapuluh Kota pembicara waktu itu antara lain anggota Komisi III DPR RI Masinton Pasaribu.
“Setelah itu, Tan Malaka Institute Sumbar juga menggelar Dialog Kebangsaan di kampus Unand Padang,” kata Ben Tanur seorang jurnalis dan penulis di Jakarta ini.
Menjawab pertanyaan Portal Media Beritasumbar.com tentang target apa yang ingin dicapai dalam kegiatan ini, Ben Tanur mengatakan: ” Rakyat bangsa yang besar itu harus paham sejarah lahir dan berdiri nya. Dari mana, di mana kini dan hendak kemana? Peristiwa 19 September 1945 adalah Peristiwa besar sama dengan Peristiwa 10 November 1945.”
Ben Tanur mengaku prihatin, banyak generasi muda Indonesia sekarang yang kurang peduli dengan sejarah bangsanya. “Anak muda sekarang lebih paham Lady Gaga dan Justin Bieber daripada sejarah tanah airnya.”
Peristiwa 19 September 1945, yang digagas Tan Malaka itu bukan peristiwa biasa. Itu peristiwa besar dan harusnya diperingati secara nasional.
“Pada hari itulah Presiden Indonesia Soekarno bertemu langsung dengan rakyat nya. Bung Karno berpidato di hadapan ratusan ribu rakyat Indonesia di bawah todongan senjata Jepang yang kalah perang dan pasukan Sekutu yang mau mendarat dan Belanda membonceng Sekutu,” kata Ben Tanur yang berasal dari Payakumbuh ini. Dialog Kebangsaan ini akan dibuka Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI DR. Hilmar Farid.