25.5 C
Padang
Jumat, Mei 16, 2025
spot_imgspot_img
Beritasumbar.com

Musibah Mina : Haji Itu Sabar
M

Kategori -
- Advertisement -

Oleh: Ahmad Baraas

Di pelataran Masjidil Haram terpampang layar monitor berukuran tinggi sekitar dua meter dan lebar tiga meter. Di dalamnya tertulis pesan nasihat dari berbagai bahasa yang isinya mengatakan bahwa haji itu adalah sabar. Layar monitor tersebar di berbagai titik di kawasan itu.

Apa kaitan sabar itu dengan musibah Mina dalam pelaksanaan ibadah haji 1436 H yang menewaskan ratusan orang dan ratusan lainnya terluka. Bahwa peristiwa itu juga berawal dari ketidaksabaran. Sabar dapat dikaitkan dengan upaya menata hati, menahan diri agar tidak melanggar aturan. Sabar berbuah pada disiplin dan menaati aturan yang berlaku.

Ibadah haji memang bertujuan memupuk kesabaran, maka pelaksanaanya mulai dari persiapannya sampai pada pelaksanaan manasiknya haruslah dilakukan dengan cara-cara yang sabar juga. Ayat Al Quran di dalam surah Albaqarah ayat 153-158 mengaitkan sabar dengan haji dan umroh. Sabar dapat menjadi penolong bagi orang-orang yang beriman.

Bahkan dalam pelaksanaan kurban yang erat kaitannya dengan ibadah haji, Nabiullah Ismail AS ketika hendak dikorbankan, kepada Nabi Ibrahim dia mengatakan bahwa kelak Ibrahim mendapatinya sebagai orang yang sabar. Intinya berhaji itu adalah perjuangan seseorang menjadi orang yang sabar.

Kaitan ibadah haji dengan sabar sudah dimulai dari sejak persiapan mendaftar haji. Di Indonesia, hampir di seluruh tanah air calon jamaah haji harus bersabar menunggu antrean lebih dari 19 tahun agar dapat kesempatan berhaji. Melewati pemeriksaan haji dengan sejumlah tes kesehatan dan menerima tamu yang bertandang ke rumah juga harus bersabar melewati kelelahannya.

Begitu pula dalam perjalanan mulai dari embarkasi sampai Mekkah harus bersabar menunggu giliran diangkut kendaraan. Begitu juga saat bertawaf dan sai umroh, jamaah haji harus bersabar menjalaninya, sesuai dengan tertib rukun atau urutan-urutannya. Tidak boleh karena ingin cepat selesai, jamaah haji melompati salah satu tahapan ritual haji. Misalnya langsung wukuf di Arofah tanpa melakukan umroh haji untuk haji tamattu atau tidak melakukan towaf qudum untuk ifrad.

Agar ibadah hajinya sah, para haji harus tertib, mengikuti tahapan haji sesuai dengan urutan-urutan yang berlaku. Melewati ritual haji yang panjang itu, seyogyanya sudah tumbuh sikap disiplin, bahkan walaupun tahapan pelaksanaan ibadah haji belum selesai.

Bila dikaitkan dengan musibah jamaah haji yang tewas karena terinjak-injak di Mina menjelang jamarat, juga karena sikap kurang disiplin memenuhi imbauan jadwal melontar di Mina. Sebagaimana diketahui, Pemerintah Saudi sudah membuat jadwal yang membagi waktu melempar yakni sore hari bagi jamaah haji Asia Tenggara dan mereka melempar dari lantai tiga, begitu juga untuk jamaah haji asal negara lainnya mendapat waktu dan tempat yang berbeda. Penetapan jadwal dan lokasi melempar sudah melalui simulasi komputer dan semestinya tidak terjadi crash atau ada jamaah haji yang bertabrakan bila tidak melanggar ketentuan.

Tetapi sekali lagi musibah Mina sudah terjadi. Apa pun alasannya, kejadian itu telah menjadi tulisan atau takdir Allah dan para hujjaj yang syahid akan mendapatkan tempat yang terbaik di sisi-Nya.

- Advertisement -
- Advertisement -

BERITA PILIHAN

- Advertisement -
- Advertisement -

Tulisan Terkait

- Advertisement -spot_img