Bukittinggi, beritasumbar.com – Empat pasangan calon (Paslon) kepala daerah yang maju di Pilkada Bukittinggi 2024 jalani debat publik, Sabtu (9/11/2024).
Ke empat Paslon tersebut adalah Marfendi – Fauzan Haviz (urut 1), Nofil Anoverta – Fresdoreja (urut 2), Erman Safar – Heldo Aura (urut 3) dan Ramlan Nurmatias – Ibnu Asis (urut 4).
Sesi debat salah satu anggenda digelar KPU dalam pemililihan wali kota dan wakil wali kota Bukittinggi untuk lima tahun ke depan yakni periode 2025 – 2030.
Pelaksanaan debat publik bertempat di salah satu hotel di kota itu berlangsung panas, yang mana masing-masing paslon tanpak saling serang.
Debat menghadirkan panelis dari Praktisi Ekonomi Yofialdi, Dosen Fisip Unand Andri Rusta, Penulis dan Budayawan Fatris, Dosen Sosiologi UNP, Wirdaningsih dan Dosen Fakultas Ilmu Budaya Unand, Elly Delfia.
Ketua KPU Bukittinggi Satria Putra saat membuka debat meminta para paslon memanfaatkan sesi debat dengan baik, agar mampu manarik massa pemilih datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).
“Manfaatkanlah sesi debat sebaik-baiknya untuk menyampaikan gagasan kepada masyarakat, supaya masyarakat pemilih dapat menentukan pilihannya sewaktu menyampaikan hak pilih pada 27 November 2024,” ujarnya.
Menurut dia, debat publik bagi paslon merupakan sebagai wadah bagi masyarakat guna mengenal lebih dalam visi, misi, program kerja dan arah kebijakan ketika paslon memimpin kota Bukittinggi.
“Dengan massa pemilih tertarik atas visi misi yang digagas paslon, tentunya mereka akan datang ke TPS dalam menyampaikan hak pilih, sehingga partisipasi masyarakat pemilih meningkat ke TPS,” ucapnya.
Satria berharap pemilih datang menyampaikan hak pilih ke TPS meningkat sesuai terget sebesar 80 persen lebih.
“Tentunya debat ini juga bagian dalam sasaran agar partisipasi pemilih datang ke TPS meningkat,” ungkapnya.
Tema debat sendiri mengenai pengembangan pariwisata dan ekowisata, perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan pengelolaan sampah.
Selain itu tema debat juga terkait mitigasi bencana, pemberdayaan UMKM, pengelolaan pasar, peningkatan investasi, internalisasi kearifan lokal dan pengentasan kemiskinan. (*)