28 C
Padang
Selasa, November 12, 2024
spot_imgspot_img
Beritasumbar.com

ADU PETAHANA DI PILKADA GUBERNUR SUMBAR
A

Kategori -
- Advertisement -

Tepat pukul 16.00 WIB pada Selasa, 28 Juli 2015 petugas penerima berkas pendaftaran di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Barat terlihat lega seiring ditutupnya pendaftaran peserta pemilihan kepala daerah atau pilkada.

Hingga hari terakhir itu hanya ada dua pasang calon yang mendaftar mengikuti Pilkada Gubernur Sumbar, yaitu Irwan Prayitno-Nasrul Abit dan Muslim Kasim-Fauzi Bahar.

Irwan Prayitno merupakan Gubernur Sumbar 2010-2015 atau petahana, sedangkan calon wakilnya Nasrul Abit adalah Bupati Pesisir Selatan dua periode.

Pada Pilkada Gubernur 2015 Irwan berhadapan dengan Muslim Kasim yang kini Wakil Gubernur Sumbar. Muslim pada pilkada ini berpasangan dengan Fauzi Bahar, mantan Wali Kota Padang yang juga berkuasa selama dua periode.

Irwan-Nasrul diusung oleh koalisi Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Gerindra yang memiliki 15 kursi, sedangkan Muslim-Fauzi dicalonkan oleh empat partai yaitu Partai Amanat Nasional, Partai Nasdem, Partai Hanura, PDI Perjuangan dengan dukungan 23 kursi.

“Karena tuntutan masyarakat yang datang dan birokrat yang meminta saya, serta beberapa tugas yang menjadi prioritas bismillah saya mencalonkan diri,” kata Irwan.

Ia mengatakan selain itu dukungan dari PKS dan Partai Gerindra kemungkinan ada dua partai lain yang akan menyatakan dukungan, namun masih dirahasiakan.

Irwan merupakan Gubernur Sumbar 2010-2015 yang pada Pilkada 2010 menang berpasangan dengan Muslim Kasim diusung PKS dan Partai Hanura.

Dalam orasi politiknya Irwan menyampaikan visi akan mewujudkan Sumbar yang madani dan sejahtera melalui “civil society” dengan lima misi yang akan dijalankan.

Pertama pengembangan adat dan budaya, melakukan reformasi birokrasi, pengembangan sumber daya manusia, pengembangan ekonomi kerakyatan dan program siaga bencana.

Sementara Calon Wakil Gubernur Nasrul Abit mengatakan akan berbagi pengalaman memimpin Pesisir Selatan untuk diterapkan di Sumbar.

Terkait fenomena tidak sejalan gubernur dengan wakil, Nasrul mengaku telah berpengalaman menjadi wakil bupati.
“Mudah-mudahan tidak ada konflik, aturan tentang pembagian tugas gubernur dan wakil sudah ada, yang penting membantu gubernur sepanjang diberi kewenangan,” kata dia.

Ia mengatakan tugas yang ada dalam aturan saja sudah cukup dan pembagian tugas sudah didiskusikan.

Irwan Prayitno lahir di Yogyakarta 20 Desember 1963 merupakan politisi Partai Keadilan Sejahtera pernah menjabat sebagai anggota DPR RI selama tiga periode berasal dari Kuranji, Padang.

Memperoleh gelar doktor pada Universitas Putra Malaysia pada bidang sumber daya manusia, dan gelar guru besar dari Universitas Muhammadiyah Jakarta pada 2008.

Pada 2005 ia dicalonkan sebagai Gubernur Sumbar oleh PKS dan Partai Bintang Reformasi namun hanya memperoleh suara 25,11 persen atau peringkat dua sehingga pasangan Gamawan Fauzi-Marlis Rahman dinyatakan menang.

Pilkada Sumbar 2010 Irwan kembali dicalonkan oleh PKS dan Partai Hanura dan terpilih dengan perolehan suara 32,44 persen.

Ketika dilantik pada 15 Agustus 2010 Irwan tercatat sebagai Gubernur Sumatera Barat pertama yang berasal dari partai politik dengan usia terbilang muda yaitu 46 tahun.

Sementara Wakil Gubernur Sumbar Muslim Kasim memutuskan maju sebagai calon gubernur berpasangan dengan Fauzi Bahar yang mendaftar ke KPU pada 28 Juli 2015.

Mengusung slogan bekerja untuk Sumbar maju, Muslim optimistis bisa menang pada 15 kabupaten dan kota di Sumbar.

“Target kami menang di Kabupaten Padang Pariaman, Solok, Solok Selatan, Tanah Datar, Kepulauan Mentawai, Kota Padang, Pariaman dengan target 67 persen,” kata Muslim.

Menurut dia misi yang diemban lima tahun ke depan mewujudkan Sumbar yang bermartabat dan berkarakter.
Muslim yang lahir di Pakandangan, Padang Pariaman, 28 Mei 1942 merintis karir sebagai birokrat pada Badan Urusan Logistik (Bulog).

Menjabat Kepala Bulog Sumbar pada tahun 2000 ia kemudian mencalonkan diri sebagai Bupati Padang Pariaman dan berhasil terpilih dua periode.

Pada Musyawarah Daerah Partai Hanura Sumbar, Muslim mengatakan selama ini ketika menjabat sebagai wakil gubernur tidak dapat berbuat maksimal.

“Keinginan banyak, namun kewenangan terbatas. Oleh sebab itu lebih baik saya memutuskan mencalonkan diri sebagai calon gubernur,” kata dia.

Ia pun akhirnya berpasangan dengan Fauzi Bahar yang juga memiliki kesamaan yaitu sama-sama menjabat sebagai kepala daerah selama dua periode.

Sementara calon lain yang juga disebut akan maju pada pilkada gubernur Sumbar yaitu Bupati Tanah Datar Shadiq Pasadigoe batal mendaftar karena tidak mendapatkan partai politik yang akan mengusung.

Pada awalnya Shadiq telah mendapatkan rekomendasi dari Partai Demokrat, PPP kubu Djan Farid dan PKB dengan total 17 kursi.

Namun hingga batas akhir pendaftaran Shadiq yang rencananya berpasangan dengan Bupati Solok Syamsu Rahim tidak berhasil mendapatkan rekomendasi dari PPP kubu Romahurmuzy sehingga pilgub Sumbar hanya diikuti dua pasang calon.

Tidak hanya itu dua anggota DPR RI asal Sumbar Mulyadi dan Epyardi Asda yang telah melakukan sosialisasi secara intensif jauh hari sebelum pilkada juga tidak jadi mendaftar.

Ketua KPU Sumbar Amnasmen mengatakan setelah menerima berkas pendaftaran pihaknya akan melakukan verifikasi untuk mengecek keabsahan dokumen.

Setelah itu akan dilakukan pemeriksaan kesehatan calon dan penetapan calon resmi oleh KPU pada 24 Agustus 2015.

Pengamat politik dari Universitas Andalas (Unand) Padang Asrinaldi memperkirakan agak sulit bagi Muslim Kasim untuk mengalahkan Irwan Prayitno.

“Kendati Muslim diusung empat partai dalam pilkada yang menjadi penentu adalah kekuatan figur,” kata dia.
Ia mengatakan secara impresi atau kesan pertama pemilih Irwan-Nasrul lebih unggul. Karena itu jika ingin memperoleh kemenangan mesin partai pengusung Muslim harus bergerak maksimal.

Akan tetapi ia mengatakan dalam politik segala sesuatunya sangat dinamis sehingga peluang kedua belah pihak terbuka lebar memenangkan pilkada.

Sejalan dengan itu pengamat politik dari Unand Edi Indrizal menilai cukup berat mengalahkan Irwan Prayitno jika lawannya adalah Muslim Kasim-Fauzi Bahar.

Figur Irwan-Nasrul relatif lebih unggul dalam banyak aspek dibandingkan Muslim-Fauzi, tapi sayangnya tidak memberikan harapan baru untuk Sumbar lebih baik, ujar dia.

Ia khawatir dengan komposisi calon yang ada sekarang angka golput atau tidak memilih tetap tinggi sebagaimana pilkada sebelumnya.

Edi melihat putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengharuskan anggota legislatif mundur jika maju pada pemilu kepala daerah membuat sejumlah calon berpikir ulang.

“Para calon yang sedang menjadi anggota legislatif menghitung ulang sejauh mana peluang mereka dan jika dirasa tipis tentu akan mengurungkan niat untuk maju,” katanya.

Menurut dia dampak dari putusan ini selain membuat calon lebih ketat dalam menghitung ulang peluang, hal ini dinilai baik bagi perkembangan demokrasi di Tanah Air karena lebih adil bagi seluruh calon.

Siapakah yang akan berpeluang terpilih sebagai Gubernur Sumbar 2016-2021 tentu semuanya berpulang kepada masyarakat yang menjadi pemilih untuk memutuskan siapa pemimpin terbaik yang akan dipilih.

(Sumber: Antara /Oleh Ikhwan Wahyudi)
- Advertisement -
- Advertisement -

BERITA PILIHAN

- Advertisement -
- Advertisement -

Tulisan Terkait

- Advertisement -spot_img