Bukittinggi, BeritaSumbar.com,- Musda ke X Partai Golkar Kota Bukittinggi berlansung panas. proses pemilihan ketua DPD Partai Golkar Kota Bukittinggi yang dilansungkan di hotel Dymens Bukittinggi pada Kamis 8/4 berlansung penuh interupsi dan nyaris ricuh.
Para pendukung dua kandidat yang mencalonkan diri sebagai ketua, terlibat saling adu argumen. Mantan Sekretaris Golkar Bukittinggi, Kamasril Katik Nan Kayo mengajukan diri sebagai ketua. Diikuti pendaftaran oleh Dedi Chandra yang tak lain adalah kerabat Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar.
Kamasril menilai proses pendaftaran diri Dedi Chandra menyalahi aturan tata tertib Musda karena dianggap bukan kader partai. Dia pun mengajukan protes kepada panitia Musda.
Kericuhan itu terjadi menjelang jeda istirahat Shalat Zuhur di luar ruangan sidang musda. Akibatnya, Musda yang sedianya akan memilih calon Ketua DPD Golkar Bukittinggi terpaksa ditunda untuk sementara waktu. Setelah kondisi kembali kondusif, Musda kembali dilanjutkan dan berjalan sesuai aturan yang berlaku hingga akhir Musda.
Edison Katik Basa, Anggota DPRD Bukittinggi dari Fraksi Golkar menyebut segala dialektika yang muncul dalam proses Musda itu adalah hal yang lumrah. Katanya, perbedaan pendapat adalah wujud pendewasaan demokrasi.
“Tadi saya meninggalkan ruangan untuk Shalat Zuhur, karenanya tidak tahu persis kejadian (kisruh,red) itu. Yang jelas setelah sidang ditunda, pemilihan dapat dilanjutkan,” katanya.
Informasi yang disampaikan para kader, sambung Edison, pelaksanaan Musda telah selesai digelar dan ketua terpilih sudah ditetapkan secara aklamasi.
“Awalnya ada dua kandidat yang mendaftar. Ada nama Kamasril dan Dedi. Saat registrasi ulang dan para kandidat dipanggil untuk menyampaikan visi misi serta pencocokan keanggotaan, hanya satu yang hadir. Kamasril maju ke tahap berikutnya sedangkan Deddy tidak datang. Karena tersisa satu calon saja, penetapan berlangsung secara aklamasi,” jelasnya.
Edison menyebut agenda selanjutnya setelah Kamasril terpilih adalah penyampaian berita acara ke DPP Partai Golkar melalui DPD Sumbar.
“Biasanya ketua terpilih selaku formatur diberikan waktu selama 30 hari untuk menyusun kepengurusan. Pengesahan berita acara Musda, bisa dilakukan bersamaan dengan pengesahan kepengurusan, atau dilakukan secara terpisah. Kalau formatur ingin cepat disahkan, bisa saja hasil Musda dulu yang dikirim, nanti kepengurusan disusun kemudian,” katanya.
Edison berharap siapapun nanti yang masuk dalam kepengurusan Partai Golkar Bukittinggi dapat membawa kemenangan pada Pemilu 2024 mendatang.
“Semoga kepengurusan baru ini bisa segera konsolidasi sampai ke tingkat kelurahan. Terlepas apapun yang terjadi saat Musda, Partai Golkar harus tetap bergerak maju,” pungkasnya.
Diwawancara terpisah, Ketua terpilih DPD Golkar Bukittinggi, Kamasril Katik Nan Kayo menilai Musda yang dilaksanakan tidak mengacu kepada tata tertib Musda, dan tidak mengacu kepada Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai.
“Kami menyayangkan tidak adanya transparansi dalam tahapan penjaringan pencalonan ketua,” ujarnya.
Menurut Kamasril, salah satu persyaratan untuk maju sebagai bakal calon ketua adalah minimal pernah menjadi pengurus partai atau kader Golkar selama satu periode, atau lima tahun. Sementara dalam tahapan penjaringan bakal calon, ada indikasi untuk mengarahkan dukungan kepada Dedi Chandra, salah seorang bakal calon dari eksternal partai.
“Kita tidak mempermasalahkan siapa yang bakal menjadi calon ketua, tapi yang kita minta dalam musda ini adalah kejujuran dan ketransparanan, karena kita tidak ingin menyalahi aturan dalam musda. Jika pelaksanaan musda mengacu kepada aturan tata tertib dan AD/ART, maka musda untuk pemilihan Ketua DPD II Golkar Bukittinggi ini tidak akan terjadi kericuhan,” kata Kamasril.
Meski sempat terjadi kericuhan, Musda X DPD Partai Golkar Kota Bukittinggi akhirnya berhasil menetapkan Kamasril Katik Nan Kayo sebagai ketua terpilih. Kamasril terpilih secara aklamasi setelah mendapatkan dukungan dari pimpinan kecamatan Partai Golkar se Bukittinggi dan organisasi sayap Golkar (AMPG dan KPPG).
Ketua DPD I Golkar Provinsi Sumbar, Khairunnas, ketika membuka kegiatan Musda Partai Golkar Bukittinggi mengatakan, partai Golkar Sumbar menargetkan tri sukses pada Pemilu 2024 mendatang. Tri Sukses itu yakni memenangkan pemilu presiden (Pilpres), memenangkan pemilihan kepala daerah (Pilkada) dan memenangkan pemilihan legislatif (pileg).
Untuk mewujudkan tri sukses tersebut, kita akan lakukan konsolidasi ke seluruh daerah dan memperbaiki infrastruktur partai hingga kecabang dan ranting. Kita bertekad mengembalikan kejayaan partai pada Pemilu 2024, sekaligus ingin mengulang lagi kesuksesan yang pernah diraih Golkar pada pemilu 2004 dan 2009 silam Dimana saat ini kursi pimpinan/ketua DPRD di sejumlah kabupaten/kota di Sumbar dipegang oleh Golkar,” kata Khairunnas.
Hingga berita ini diturunkan, Dedi Chandra yang juga merupakan mantan Ketua Tim Pemenangan Erman Safar – Marfendi pada Pilkada Bukittinggi 2020 lalu, belum berhasil dikonfirmasi. (tim)