Oleh: Ns. Arif Rohman Mansur, M.Kep
Padang,BeritaSumbar.com,- Mahasiswa Kelompok G Profesi Ners Keperawatan Unand 2022/2023 bekerja sama dengan tokoh masyarakat Komplek Jondul 5 RW 13 untuk melaksanakan penyuluhan mitigasi bencana dengan topik “Kesiapasiagaan dan Simulasi Bencana Gempa Bumi Pada Anak”. Kegiatan ini dilaksanakan di Masjid Jihad RW 13 Kelurahan Parupuk Tabing. Penyuluhan dilaksanakan pada hari Jum’at, 9 Juni 2023 pukul 16.00 WIB. Kegiatan tersebut di dampingi oleh dosen pembimbing Ns. Arif Rohman Mansur, S.Kep, M.Kep serta dihadiri guru-guru TPQ Masjid Jihad.
Kegiatan ini dilakukan setelah melakukan pengkajian pada anak-anak sebagai salah satu kelompok rentan bila terjadi suatu bencana gempa bumi, dengan pengkajian yang didapatkan sebagian anak-anak belum pernah mendapatkan penyuluhan mengenai bencana gempa bumi. Ditinjau dari aspek lokasi RW 13 Kelurahan Parupuk Tabing yang terletak pada Zona Merah Tsunami karena lokasi yang sangat berdekatan dengan kawasan pesisir Kota Padang yaitu Pantai Pasir Jambak. Sebelum pelaksanaan kegiatan, terlebih dahulu dilakukan bimbingan dan pengarahan dari Dosen Pembimbing penyuluhan diberikan dapat sesuai dengan metode pembelajaran dengan pendekatan yang melibatkan partisipasi anak, sehingga diharapkan anak yang mengikuti penyuluhan dapat berpartisipasi aktif, lebih memahami, mengingat serta dapat menerapkan materi yang diajarkan.
Dalam pemberian edukasi kepada anak sangat memerlukan media dan interaksi yang menarik sehingga dapat menjadi daya tarik bagi anak untuk memperhatikan materi yang diberikan. Oleh karena itu, kegiatan ini dikemas dalam 3 sesi. Pertama, pemberian materi dengan metode ceramah menggunakan media power point untuk menjelaskan mengenai pengertian bencana dan mitigasi, tujuan mitigasi bencana, hal yang dilakukan sebelum dan saat terjadinya gempa bumi ketika berada di berbagai ruangan seperti (di dalam ruangan, di luar ruangan, di gedung tinggi, berpotensi tsunami, di sekolah, sedang berkendara, tinggal di daerah pantai dan tinggal di daerah gunung), serta apa yang harus dilakukan setelah terjadinya gempa. Metode kedua dilakukan dengan penayangan video animasi mengenai hal hal yang harus dilakukan saat terjadi gempa seperti melindungi kepala dengan tas sekolah, masuk ke kolong meja yang kuat, menjauhi dinding yang terdapat kaca serta berbaris keluar mengikuti arah jalur evakuasi menuju tempat terbuka atau titik kumpul. Selain menonton video anak-anak juga diajak untuk berpartisipasi aktif dalam memberikan pendapat sambil bercerita terhadap setiap pertanyaan yang diajukan selama video ditayangkan.
Metode ketiga yang digunakan dalam penyuluhan mitigasi bencana yaitu dengan melakukan simulasi atau demonstrasi suasana ketika terjadi peristiwa bencana gempa bumi, membacakan skenario saat terjadinya bencana, membunyikan sirine gempa dan tsunami dengan pengeras suara agar anak-anak merasakan suasana nyata ketika gempa terjadi. Simulasi gempa dilakukan kepada 3 kelompok anak, 2 kelompok anak laki-laki dan 1 kelompok anak perempuan, masing-masing kelompok didampingi oleh 2 fasilitator agar simulasi yang dilakukan dapat lebih terarah. Anak-anak tampak antusias dalam mempraktikkan semua kegiatan mitigasi bencana gempa bumi yang telah diajarkan. Kegiatan simulasi dimulai dari pembacaan naskah lalu sirine dibunyikan. Saat sirine dibunyikan anak-anak dibebaskan untuk melakukan perlindungan diri, beberapa ada yang lari masuk ke bawah kolong meja, ada yang mencari lokasi segitiga kehidupan atau berlindung di bawah tonggak bangunan yang aman yang tidak dekat dengan jendela kaca, sebagian lainnya ada yang lari keluar masjid untuk mencari tempat yang lapang atau terbuka. Berdasarkan hasil observasi tampak anak-anak dapat memahami materi yang disampaikan dengan baik, hal ini dibuktikan dengan 90% anak melakukan upaya saat bencana terjadi yaitu pada fase tanggap darurat bencana dengan melakukan tindakan penyelamatan diri.
Penutup dari penyuluhan ini adalah dengan mengevaluasi tingkat pemahaman anak-anak terhadap proses kegiatan mitigasi bencana yang telah dilakukan. Evaluasi dilakukan dengan memberikan pertanyaan langsung dari pemateri sedangkan pilihan jawaban diberikan secara tertulis pada selembar kertas dan terbagi dalam 3 pilihan jawaban, masing-masing pilihan jawaban sudah dipegang oleh 3 fasilitator yang akan dibuka dan ditunjukkan kepada seluruh anak setelah pertanyaan selesai diberikan. Masing-masing anak diminta untuk memilih jawaban yang benar dengan cara berdiri dibelakang fasilitator yang memegang pilihan jawaban. Bentuk evaluasi tersebut bermanfaat untuk meningkatkan partisipasi, daya ingat dan konsentrasi anak terhadap setiap pertanyaan yang berikan. Evaluasi juga diberikan dalam bentuk pertanyaan tentang pengertian bencana, macam-macam bencana dan hal yang dilakukan sebelum, saat dan sesudah terjadi bencana untuk mengetahui apakah anak-anak sudah memahami atau belum mengenai informasi yang telah disampaikan terkait bencana gempa bumi. Pada akhir kegiatan, setiap anak-anak diberikan doorprize sebagai bentuk apresiasi terhadap partisipasi anak dalam kegiatan kesiapsiagaan bencana yang dilakukan. Semoga kegiatan ini bermanfaat untuk membekali anak-anak dalam kegiatan mitigasi bencana gempa bumi sehingga dapat meminimalkan risiko, kerugian dan korban apabila terjadi bencana gempa bumi.