29 C
Padang
Jumat, Maret 29, 2024
spot_imgspot_img
Beritasumbar.com

Teknologi Pengeringan Benih Berkualitas Hasil Penangkaran
T

Kategori -
- Advertisement -

Oleh: Prof. Dr. Ir. Irfan Suliansyah, MS.
Fakultas Pertanian Universitas Andalas

Indonesia adalah negara agraris karena sebagian besar penduduknya melakukan usaha tani untuk menopang kehidupannya.  Komoditas utama yang banyak dibudidayakan petani Indonesia adalah tanaman padi.  Hal ini wajar karena sebagian besar penduduk Indonesia mengkonsumsi beras sebagai sumber karbohidrat utama.  Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia, hal ini mengakibatkan kebutuhan akan komoditas beras juga semakin meningkat.  Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi beras penduduk Indonesia secara rata-rata mengalami peningkatan sejak pandemi.  Rata-rata konsumsi beras pada 2018 mencapai 1,404 kg per kapita per minggu. Pada 2019, jumlah konsumsinya menurun menjadi 1,374 kg per kapita per minggu.  Namun, pada waktu pandemi covid melanda, rata-rata konsumsi beras naik menjadi 1,379 kg per kapita per minggu. Konsumsi beras terus bertambah pada tahun kedua pandemi covid, yaitu pada 2021 yang mencapai 1,451 kg per kapita per minggu.

Selain jagung dan kedelai, hingga saat ini padi masih merupakan komoditas strategis dan menjadi komoditas prioritas nasional.  Produksi padi perlu terus ditingkatkan seiring dengan proyeksi laju pertambahan penduduk.  Usaha yang dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan produksi beras antara lain melalui perbaikan paket teknologi budidaya dan pasca panen, peningkatan mutu intensifikasi, meningkatkan luas areal pertanaman, rehabilitasi lahan dan pencetakan lahan sawah pertanian baru.   Peningkatan Luas Tambah Tanam (LTT) dan panen dapat dilakukan melalui perluasan lahan baru, lahan pasang surut, rawa lebak, lahan kering, dan lahan yang tidak diusahakan (terutama di luar Jawa) dan peningkatan indeks per tanaman dengan mengoptimalkan semua sumberdaya yang tersedia. Sedangkan peningkatan produksi padi melalui produktivitas dilakukan melalui peningkatan penggunaan benih padi varietas unggul bersertifikat dengan produktivitas tinggi, peningkatan jumlah populasi tanaman dengan teknologi tanam jajar legowo, pemupukan sesuai rekomendasi spesifik lokasi serta berimbang, pemakaian pupuk organik dan pupuk bio-hayati, serta kegiatan pascapanen.

Varietas unggul memegang peran utama dalam menentukan produktivitas tanaman.  Demikian pula dengan padi, varietas unggul bersertifikat akan menjamin peningkatan produksi padi.  Setiap daerah memiliki yang berbeda agroklimatologinya tentu akan memiliki varietas unggul yang berbeda. Pada masa mendatang diharapkan penyebaran varietas padi unggul baru akan lebih beragam sehingga akan terhindar dari kerapuhan genetik.  Varietas unggul bersertifikat mampu meningkatkan produksi padi melalui peningkatan potensi atau daya hasil tanaman, ketahanannya terhadap organisme pengganggu tanaman (OPT), serta adaptasi terhadap kondisi lingkungan spesifik lokasi.  Penggunaan benih varietas unggul bersertifikat bersamaan dengan penerapan teknologi lainnya, akan mampu menyokong peningkatan produktivitas dan mutu hasil komoditas tanaman pangan. Oleh karena itu ketersediaan benih varietas unggul bersertifikat perlu terus ditingkatkan agar dapat memenuhi kebutuhan di lapangan dan mudah diakses petani.

Mengingat pentingnya arti benih dalam kegiatan dan peningkatan ketahanan pangan, maka perlu diciptakan suatu kondisi perbenihan yang dapat mendukung ketersediaan benih secara berkesinambungan.  Oleh karena itu, pembinaan terhadap para penangkar benih padi di daerah-daerah perlu terus dilakukan dan perlu terus ditingkatkan pengetahuan dan keterampilannya.  Salah satu keterampilan yang perlu dimiliki oleh para penangkar benih adalah bagaimana mengelola benih pascapanennya.  Penanganan pascapanen komoditas pertanian manjadi hal yang tidak kalah pentingnya dengan penanganan sebelum prapanen.  Penanganan pascapanen benih yang kurang tepat akan dapat menurunkan viabilitas dan vigor benih secara signifikan.  Dengan Penanganan yang tepat, bahan hasil pertanian dapat diolah dan disimpan dengan kualitas yang tidak berbeda dibandingkan sesaat setelah panen. 

Salah satu faktor yang menentukan kualitas benih pascapanen adalah pengeringan benih. Pengeringan merupakan usaha mengurangi sejumlah massa air dari dalam bahan untuk memperoleh suatu kadar air yang seimbang dengan kadar air udara dalam atmosfir.  Pengeringan menjadi sangat penting karena dengan berkurangnya kandungan air dalam bahan, resiko kerusakan bahan akibat aktivitas enzimatis dan biologi dapat dikurangi sehingga bahan pertanian dapat dipertahankan kualitasnya selama proses penyimpanan.  Tujuan pengeringan produk pertanian adalah memperpanjang umur simpan produksi pangan, mempertahankan daya hidup dari biji-bijian dalam jangka waktu lebih lama, mempertahankan nilai gizi, dan meneka biaya transportasi.  Pada umumnya kadar air gabah hasil panen masih tinggi sekitar 20-23%, sehingga akan dapat segera mengalami kerusakan apabila langsung disimpan.  Proses pengeringan dilakukan untuk mengurangi kadar air gabah hasil panen sehingga mencapai kadar air ideal benih padi sebesar 11 – 12%

Beberapa alternatif praktek pengeringan yang dapat digunakan antara lain: pengeringan dengan sinar matahari (penjemuran) baik menggunakan terpal, tikar atau lantai jemur, serta pengeringan mekanis menggunakan udara yang dipanaskan. Di Indonesia pengeringan gabah sebagian besar masih dilakukan dengan metode penjemuran langsung di bawah sinar matahari. Pengeringan dengan metode ini memiliki kekurangan seperti resiko tercemar kotoran, kehilangan akibat dimakan binatang, kehujanan dan menurunnya aspek kualitas gabah akibat pengeringan yang tertunda.

Teknologi pengeringan secara mekanis saat ini telah banyak dikembangkan.  Pengeringan mekanis yang sederhana dapat dilakukan dengan flat bed dryer (mesin pengering bak datar).  Beberapa teknologi pengeringan yang lebih canggih juga sudah banyak dikembangkan, seperti re-circulating batch dryer (mesin pengering tipe sirkulasi), continuous flow dryer (mesin pengering tipe mengalir), serta in-store drying (pengering terintegrasi dalam sistem penyimpanan).

Penggilingan skala kecil hingga menengah biasanya memiliki fasilitas pengeringan yang cukup memadai seperti lantai jemur maupun mesin pengering sederhana seperti flat bed dryer. Penggilingan skala besar selain memiliki lantai jemur yang luas, biasanya juga dilengkapi dengan fasilitas pengeringan mekanis yang lebih canggih. Pada umumnya semakin kompleks mesin pengeringan, apabila dioperasikan secara baik akan menghasilkan benih dengan mutu yang lebih unggul dibandingkan dengan mesin pengering sederhana atau pengeringan dengan sinar matahari.

- Advertisement -
- Advertisement -

BERITA PILIHAN

- Advertisement -
- Advertisement -

Tulisan Terkait

- Advertisement -spot_img