Pihak Lippo Group menyetujui nama Minangkabau International Hospital bagi rumah sakit yang akan dibangun di kawasan Khatib Sulaiman, Kota Padang. Sebelumnya rumah sakit yang akan dibangun dalam kawasan terpadu (mixed used) tersebut bernama Siloam, seperti rumah sakit yang telah dibangun Lippo Group di beberapa kota.
Hal ini diungkapkan, Social Corporate Lippo Group Ambari Karim kepada wartawan usai pertemuan terkait sosialisasi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan kegiatan pembangunan investasi senilai Rp. 1,3 trilyun tersebut di Air Pacah, Senin (6/1),
“Sesuai masukan – masukan masyarakat dan keinginan Walikota Padang, nama rumah sakit diusulkan Minangkabau International Hospital,”ujarnya.
Pihak Lippo Group tidak keberatan, menurut Ambari, nama itu juga sudah dicantumkan dalam dokumen Amdal. “Kita harus mengakomodir masukan dari masyarakat setempat karena memang tujuan pembangunan ini adalah untuk kesejahteraan masyarakat,”imbuhnya.
Nama Siloam yang dianggap sebagai citra dari suatu keyakinan tertentu belakangan menimbulkan protes dari pihak ulama dan ormas di Sumatera Barat. Seperti dikatakan Ali Arman, Ketua MUI Kota Padang Bidang Kerukunan Umat dan Lintas Agama, nama Siloam melekat kepada keyakinan tertentu. “Kita harus mendengarkan suara umat, jika umat tidak setuju maka ini menjadi tanggungjawab ulama. Ulama yang harus maju untuk menyampaikan hal ini,” kata Ali Arman saat dikonfirmasi wartawan usai mengikuti pertemuan sosialisasi amdal proyek Super Blok Lippo.
Ali Arman meyakini isu – isu yang beredar tentang misi terselubung di balik investasi Lippo. “Kami mendapat informasi dari beberapa teman yang sudah melakukan wawancara dengan karyawan RS Siloam yang ada di Tanggerang dan Palembang bahwa hal itu memang fakta,”katanya.
Sedangkan pihak Lippo sendiri membantah hal tersebut. Bila menyimpang dari aturan dan terdapat hal – hal yang bertentangan dengan kearifan lokal masyarakat.”Konsekwensinya (superblok) tutup,”tukas Ambari.