Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Payakumbuh memang hebat. Sekolah yang dipimpin Kepsek Dra. Hj. Irma Takarina, M.Si, itu sukses merebut Piala dan penghargaan Adiwiyata Mandiri Nasional 2014, dengan passing grade tertinggi. SMAN 2 Payakumbuh mengungguli puluhan sekolah lainnya yang ikut dalam penilaian Adiwiyata Mandiri. Piala Adiwiyata itu diarak pelajar SMAN 2 keliling kota Payakumbuh, Senin (9/6).
Piala Adiwiyata itu, setelah diterima Kepala SMAN 2 Irma Takarina di Istana Wapres Boediono, Kamis (5/6), bersama Kadisdik H. Hasan Basri Sy, S.Pd, Kepala LH Afridol dan Asisten II Setdako Amriul, diterimakan kepsek kepada Kadisdik Hasan Basri dalam acara di depan Kantor Dinas Pendidikan di kawasan GOR Kubu Gadang Payakumbuh, Senin siang.
Untuk selanjutnya, sepasang pelajar SMAN 2, dengan berdiri di atas kendaraan bak terbuka, diiringi ratusan pelajar bersepeda motor, mengarak piala tersebut keliling kota Payakumbuh. Dari pusat kota, untuk selanjutnya, piala itu dibawa ke Bukik Sibaluik Payakumbuh, guna diberikan kepada walikota Riza Falepi. Saat menerima piala itu walikota didampingi Sekdako H. Benny Warlis dan Asisten I Yoherman, dan Asisten II Amriul, serta sejumlah pejabat lainnya.
Piala Adiwiyata Mandiri yang direbut SMAN 2 Payakumbuh, peningkatan prestasi yang pernah diukir SMAN 2 tahun 2012 lalu. Waktu itu, dalam menciptakan sekolah berwawasan lingkungan, SMAN 2 hanya mampu meraih penghargaan Adiwiyata. Gelar Adiwiyata Mandiri diberikan kepada sekolah yang mampu membina 10 sekolah terdekat dalam program lingkungan hidup.
Walikota Payakumbuh Riza Falepi, mengapresiasi SMAN 2 yang serius menjalani program Adiwiyata. Menurutnya, Adiwiyata sebuah program dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Diharapkan setiap warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat dan menghindari dampak lingkungan yang negatif.
Walikota Riza Falepi mengingatkan, keterlibatan semua pemangku kepentingan adalah kunci keberhasilan dibidang lingkungan hidup. Perwujudan kerja sama yang harmonis dan proporsional antara pemerintah, swasta dan masyarakat merupakan pilar penting dalam pembangunan lingkungan hidup.
Masyarakat perlu didorong melakukan upaya-upaya sederhana menuju budaya ramah lingkungah (green lifestyle) seperti menghemat penggunaan listrik dan air, menanam dan memelihara pohon, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor serta menerapkan konsep 3 R (reduce, reuse dan recycle) dalam mengelola sampah. Para siswa dan seluruh majelis guru, diharapkan walikota, menjadi pelopor di lingkungan domisilinya untuk menyukseskan program lingkungan hidup, ingat Riza.