Media Sosial kini menjadi sebuah hal yang tergolong penting bagi kehidupan seseorang sehari-hari, meskipun pendapat tersebut mungkin dicekal banyak pihak namun bila dilihat dari penggunaannya yang memang tergolong tinggi maka dapat dikatakan bahwa media sosial adalah hal yang penting bagi masyarakat Indonesia pada masa sekarang dan masa depan.
Para kaum “milenium” menjadikan media sosial sebagai ranah untuk menyebarkan berita kebaikan, kemampuan diri sendiri, aktivitas terkini dan lain sebagainya, namun tak jarang bahkan sering adanya penyalahgunaan media sosial sebagai lahan untuk menyebarkan hoax, ujaran kebencian, pornografi dan lain sebagainya.
Dengan berbagai pengaruh terhadap kehidupan manusia maka tak bisa dipungkiri bahwa media sosial dapat mempengaruhi karakter seseorang apalagi yang masih tergolong anak-anak dan remaja sebagai generasi mendatang.
Karakteristik anak-anak dan remaja masih dapat berubah-ubah disesuaikan dengan kebiasaan, lingkungan dan didikan dan dengan adanya media sosial yang kini sebagai alat komunikasi para kaum milenium maka tak heran adanya beberapa karakter anak yang terpengaruh oleh media sosial.
Media sosial bersifat dinamis dan tren yang tercipta dapat berubah setiap saat dan dengan sifat anak yang masih labil dalam menentukan pilihan maka media sosial sebagai “kawan dekat” anak yang membentuk dan menemani anak dan remaja dalam menemukan pilihan terhadap diri mereka sendiri.
Sifat labil anak dan remaja adalah hal yang rawan dan mudah dipengaruhi dan hal tersebut menjadi alasan mengapa karakteristik anak dan remaja dapat dibentuk lewat konten yang dilihatnya di media sosial.
Dengan harapan pengawasan keluarga terhadap penggunaan media sosial tidak sepenuhnya berhasil karena kepintaran para kaum milenium mencari celah pengawasan tersebut.
Namun sebagai remaja, saya sempat bertanya-tanya tentang apa bukti dari pengaruh media sosial terhadap diri sendiri ? bagaimana proses terjadinya? dan kini akan saya bahas tentang pendapat saya sendiri terhadap pertanyaan diri saya sendiri.
Pengaruh media sosial terhadap diri sendiri dapat dilihat secara nyata dengan contoh kebiasaan keseharian yang selalu membuka aplikasi media sosial, mengapa selalu ? karena seorang anak dan remaja ingin megetahui sesuatu yang baru dan dengan media sosial yang tergolong modern pula seorang anak atau remaja akan terpengaruh dan terpikat dengan media sosial itu sendiri.
Proses media sosial mempengaruhi seorang anak berawal dengan seringnya aktivitas media sosial seorang anak atau remaja yang dilanjutkan dengan mencari konten kesukaan dan dengan hal tersebut maka mulai muncul sikap malas seseorang karena tidak mau mencari sumber selain di media sosial lalu ditambahkan degan adanya akun-akun palsu yang mulai menyebarkan hoax dan bila akun tersebut sampai kepada anak dan remaja maka kabar hoax tersebut akan mampu mempengaruhi pola pikir dan pandangan kepada anak dan remaja namun dengan konsep yang salah.
Ditambah dengan beberapa konten yang mempengaruhi seorang anak dan remaja menjadi hedon dan individualis dan hal terebut tidak dapat dihentikan kecuali keluarga yang mengambil alih karena media sosial selalu memberikan konten baru sesuai dengan keinginan para penggunanya.
Dengan media sosial menjadi pengaruh besar terhadap karakter anak dan remaja maka peran keluarga atau orang terdekat harus dominan dalam perkembangan anak dan remaja di dunia nyata maupun dunia maya (*).
Penulis: Fauzan Rahman
Mahasiswa Fakultas MIPA Unand Padang