Dinas Tanaman Pangan Perkebunan dan Kehutanan Kota Payakumbuh terus berusaha memacu produksi pertanian, terutama beras, di kota ini. Berbagai tekhnologi pertanian dikembangkan, seperti pola tanam serentak, penggunaan alat-alat pertanian, serta pemakaian pupuk dan obat-obatan yang tepat dan benar.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Perkebunan dan Kehutanan, Iqbal Bermawi, di Payakumbuh, Selasa (2/2), menginformasikan, pihaknya terus mendorong kelompok tani untuk melakukan usaha peningkatan produksi. Sejumlah Keltan dalam beberapa kali musim tanam telah melakukan sawah percontohan atau demplot, dengan mengganti pemakaian pupuk dari pabrik ke pupuk organik.
Sepanjang Januari lalu, tercatat dua keltan yang melakukan demplot atau sawah percontohan, dengan menggunakan nutrimas. Hasil panen padi menggunakan nutrimas, dikatakan, Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura Ir. Wal Asri, jauh lebih tinggi ketimbang tanpa memakai nutrimas.
Dari dua kali uji coba itu, Keltan Arrahman Kelurahan Talang, Kecamatan Payakumbuh Barat, sukses menaikkan hasil panennya dari sebelumnya 5,5 ton per hektar menjadi menjadi 7,6 per hektar. Kemudian, Keltan Kosiak Kelurahan Payolinyam, Kecamatan Payakumbuh Utara, lebih baik lagi hasilnya, dari 5,6 ton naik menjadi 8,4 ton per hektar. Kedua keltan menggunakan bibit padi jenis junjuang.
Dikatakan, hasil demplot itu akan terus dikembangkan kepada petani. Pemakaian pupuk organik nutrimas, meski penggunaannya belum menjadi kebijakan Pemko, tapi diakui sudah jauh lebih baik dari pupuk yang lain. Karena itu, Dinas Tanaman Pangan Perkebunan dan Kehutanan Payakumbuh, akan melakukan seminar atau diskusi persoalan ini dengan seluruh tenaga penyuluh lapangan. “Kalau memang ini lebih baik, kenapa tidak diaplikasikan kepada seluruh petani,” tegas Iqbal.
Target Dinas Tanaman Pangan Perkebunan dan Kehutanan Payakumbuh, produksi rata-rata Payakumbuh yang baru mencatat 5 sampai 6 ton per hektar, akan diupayakan tahun ini mencapai 7 ton per hektar, simpulnya.