26 C
Padang
Jumat, Mei 16, 2025
spot_imgspot_img
Beritasumbar.com

Nelayan Pariaman Keluhkan Kabut Asap
N

Kategori -
- Advertisement -

Pariaman – Sejumlah nelayan tradisional di Pariaman, Sumatera Barat, (Sumbar), mengeluhkan kabut asap yang melanda daerah itu yang membuat mereka tidak bisa melaut.

Madi (33) salah seorang nelayan tangkap ikan di Pariaman, Selasa, menyebutkan akibat kabut asap yang masih menyelimuti daerah itu nelayan banyak yang tidak melaut.

“Kami terpaksa untuk tidak melaut karena kabut asap sangat menganggu jarak pandang,” katanya.

Ia mengatakan, saat cuaca buruk ditambah kabut asap yang masih menyelimuti perairan di daerah itu sangat berpengaruh terhadap hasil tangkapan mereka. Minimnya jarak pandang akibat kabut asap nelayan tradisional setempat hanya bisa melaut paling jauh dua kilometer dari bibir pantai.

“Ikan yang paling banyak itu biasanya berada tengah laut, namun saat ini kami tidak bisa berlayar lebih jauh karena kami tidak memiliki alat panduan,” ucap dia.

Jural (27), nelayan setempat, juga mengungkapkan hal yang sama terkait kabut asap yang sangat menganggu para nelayan. Dikatakanya, akibat kabut asap mereka banyak yang beralih profesi karena desakan ekonomi.

“Jika tidak melaut kami terpaksa harus mencari mata pencarian lain seperti kuli bangunan dan mengojek,” katanya.

Selain itu, tambahnya akibat kabut asap satu minggu terakhir salah seorang nelayan setempat sempat tersesat selama tiga jam. Nelayan tersebut tersesat akibat jarak pandang yang semakin memburuk.

Terpisah, Wakil Walikota setempat, Genius Umar menyebutkan, pemeritah daerah itu telah menetapkan kondisi darurat bencana terhitung 23 Oktober hingga 1 November.

“Imbas kabut asap ini tidak hanya pada sisi kesehatan namun juga berimbas kepada sisi ekonomi,” kata dia.

Pemerintah setempat bersama Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait akan membahas dan menindaklanjuti langkah yang akan dilakukan untuk meminimalisir dampak kabut asap terhadap masyarakat setempat.

Sementara itu Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) setempat, Definal menyebutkan, berdasarkan koordinasi dengan BMKG Kototabang Kabupaten Agam pada Selasa (27/10) Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) tercatat 425 UG/M3 kategori berbahaya.

Ia menjelaskan klasifikasi ISPU terbagi atas beberapa level, 1-50 UG/M3 kualitas baik, 51-150 UG/M3 level sedang, 151-350 UG/M3 kualitas tidak sehat.

“Jika kualitas udara sudah mencapai 351-420 UG/M3 sangat tidak sehat, dan 420 UG/M3 ke atas merupakan kualitas berbahaya,” katanya.

Dikatakanya, tentunya dengan cuaca dan situasi kabut asap yang masih fluktuatif akan menganggu jarak pandang dan berimbas kepada ekonomi nelayan. (Ant/OLeh Eko Fajri)

- Advertisement -
- Advertisement -

BERITA PILIHAN

- Advertisement -
- Advertisement -

Tulisan Terkait

- Advertisement -spot_img